Pejuang Muda, Program Baru Mensos Risma untuk Mempercepat Pengentasan Masalah Sosial
Sosial | 18 September 2021, 12:19 WIBJAKARATA, KOMPAS.TV - Sebagai upaya mempercepat pengentasan masalah sosial, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini meluncurkan program Pejuang Muda bagi mahasiswa di Indonesia.
Dalam menjalankan program tersebut, Kementerian Sosial (Kemensos) bakal berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
"Program Pejuang Muda nantinya memiliki fokus social entrepreneurship atau kewirausahaan sosial," kata Risma dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (18/9/2021).
Risma pun menambahkan, lewat program itu, mahasiswa akan diberi kesempatan untuk mencari pengalaman di lapangan secara langsung ke daerah-daerah prioritas.
Baca Juga: Mensos Risma: Kesiapsiagaan Masyarakat Hadapi Bencana Itu Penting!
Daerah prioritas yang dimaksud adalah daerah pascabencana, daerah kantong-kantong kemiskinan, serta daerah Komunitas Adat Terpencil (KAT) yang tersebar di seluruh Tanah Air.
Risma berharap, program yang setara dengan 20 satuan kredit semester (SKS) ini dapat menjadi laboratorium sosial bagi para mahasiswa selaku generasi muda Indonesia.
"Dengan adanya program ini, mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu dan pengetahuannya untuk memberi dampak sosial secara konkret," ujar mantan Wali Kota Surabaya itu.
Jelasnya, para mahasiswa yang mengikuti program Pejuang Muda akan ditantang untuk belajar dari masyarakat, sekaligus berkolaborasi dengan berbagai pihak terkait.
Mulai dari pemerintah daerah (pemda), pemuka masyarakat, tokoh agama setempat, hingga seluruh stakeholder penggerak sosial yang ada.
Baca Juga: Kemensos Terima Laporan 25.202 Anak Kehilangan Orang Tua akibat Covid-19
Dengan begitu, mahasiswa akan sadar dengan perannya sebagai agen perubahan sosial yang dituntut aktif dalam mengindentifikasi masalah, memformulasikan dan memberikan alternatif solusi, serta mengimplementasikannya untuk masyarakat.
Di tengah tugas-tugas itu, mahasiswa juga diproyeksikan dapat membuat perencanaan sumber daya dan capaian, mengerahkan peran serta elemen masyarakat, termasuk membuat pelaporan sekaligus pengukuran dampak solusi yang telah dibuat.
Risma menuturkan, mahasiswa pun tak perlu khawatir dalam mengikuti program Pejuang Muda, karena mereka bisa memilih kategori kegiatannya sesuai dengan jurusan atau isu yang diminati.
"Di antaranya adalah (isu) pengembangan program bantuan sosial (bansos), pemberdayaan fakir miskin dan lanjut usia (lansia), pola hidup sehat dan kesehatan lingkungan, dan fasilitas untuk kepentingan umum," sebutnya.
Kemudian, pelaksanaan program Pejuang Muda rencananya bakal digelar dalam dua bentuk, yakni secara offline dan online.
Aktivitas offline, kata Risma, menugaskan mahasiswa turun langsung ke lapangan dengan terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan dari yayasan, panti, atau balai sosial di daerah.
Baca Juga: Menteri Risma Tegaskan Bantuan Sosial Bukan untuk Beli Rokok
Sementara itu, aktivitas online dilakukan mahasiswa agar lebih inklusif sehingga menjadi jembatan bagi daerah dan publik luas yang tergerak membantu.
"Program ini terbuka untuk mahasiswa minimal semester lima pada semua program studi program sarjana strata (S1) dan minimal Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 2,75. Kami siapkan untuk 514 kabupaten dan kota," ucap Risma.
Untuk fasilitas, Risma menyampaikan, para mahasiswa akan diberikan dana transportasi, operasional, serta experience apabila ingin membuat proyek dan biaya pertemuan.
Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV/Kemensos