> >

Antisipasi Varian Mu, Eks Direktur WHO Minta Pemerintah Tingkatkan Uji Genom Sequencing

Update corona | 10 September 2021, 12:00 WIB
Tjandra Yoga Aditama Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) sekaligus mantan Direktur Penyakit Menular WHO SEARO (Sumber: Dok. Yarsi)

Kendati demikian, hal tersebut tetap perlu diantisipasi mengingat varian Delta yang saat ini 98 persen mendominasi Indonesia dulunya berasal dari VoI.

Kemudian berubah menjadi Variant of Concern (VoC) hingga banyak memakan korban jiwa baik di Indonesia dan negara lainnya.

"Kita mesti siap dengan keadaan. Memang akan ada varian baru (Mu), meskipun belum diketahui akan lebih berbahaya atau seperti apa," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengatakan virus corona varian Mu belum terdeteksi di Indonesia.

Hal ini disampaikan setelah pihaknya melakukan uji genom sequencing untuk mendeteksi keberadaan varian baru Covid-19.

"Kita sudah melakukan genom sequencing terhadap 7.000-an orang di seluruh Indonesia dan belum terdeteksi adanya varian Mu," ujar Dante dalam konferensi pers secara daring, Senin (6/9/2021).

Dante menjelaskan Covid-19 varian Mu terjadi di Kolombia dan secara laboratorium varian Mu mempunyai resistensi terhadap vaksin.

Meski demikian, kata Dante, kesimpulan tersebut dalam konteks laboratorium bukan dalam konteks epidemiologis.

"Tapi, itu dalam konteks laboratorium, tidak dalam konteks epidemiologis," ucapnya.

Menurut Dante, semakin lama pandemi berlangsung dan kasus berkembang, sejatinya virus akan terus melakukan mutasi dan modifikasi.

Baca Juga: Pakar dari UGM Sebut Varian Mu Tak Seganas Delta, Ini Alasannya

Seperti halnya varian delta yang sudah ditemukan di Indonesia.

Lebih lanjut Dante berharap varian Mu itu akan abortif seperti varian Lambda yang terjadi beberapa waktu lalu di Peru.

Penulis : Nurul Fitriana Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU