> >

Antisipasi Varian Mu, Eks Direktur WHO Minta Pemerintah Tingkatkan Uji Genom Sequencing

Update corona | 10 September 2021, 12:00 WIB
Tjandra Yoga Aditama Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) sekaligus mantan Direktur Penyakit Menular WHO SEARO (Sumber: Dok. Yarsi)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sekaligus mantan Direktur WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama meminta pemerintah untuk meningkatkan whole genom sequencing (WGSdi Indonesia.

Menurut Tjandra, hal tersebut baik dilakukan agar pemerintah bisa mengetahui penyebaran mutasi Covid-19 dan menganalisis varian apa saja yang sudah ada di Tanah Air.

Terlebih saat ini WHO atau Badan Kesehatan Dunia sudah menganalisis munculnya varian Mu dan memasukkannya dalam kategori Variant of Interest (VoI).

"Bu Nadia (Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes) sudah bosan mendengar saya bilang, tolong dinaikan, tolong dinaikan karena jika jumlahnya dinaikan kemungkinan mendapatkan (informasi varian) tentu saja bisa jadi lebih besar," kata Prof Tjandra dalam program Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Jumat (10/9/2021).

Tjandra juga memaparkan total WHS yang ditelah dilakukan Indonesia baru mencapai 6000 sampel.

Sementara menurutnya, India yang sama-sama sempat mengalami lonjakan Covid-19 varian Delta tinggi seperti Indonesia sudah melakukan menguji sampel sebanyak 46 ribu.

Bahkan, Amerika Serikat uji genom sekuencingnya sudah mencapai di angka 900 ribu lebih.

"Jadi saya mengusulkan barang konkret yang 6000 itu harus lebih tinggi lagi," tutur Prof Tjandra.

Baca Juga: Varian Mu Disebut Tidak Lebih Ganas Dari Varian Delta, Ini Penjelasan Eijkman

Selain meminta Pemerintah untuk meningkatkan uji genom sekuencing, Prof Tjandra juga mengingatkan perihal varian baru yang masih masuk dalam klasifikasi VoI.

Penulis : Nurul Fitriana Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU