Umar Patek, Alumni Afghanistan yang Merasa Bersalah kepada Indonesia
Peristiwa | 27 Agustus 2021, 06:40 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar mendatangi Umar Patek di Lapas Klas 1 Surabaya di Porong, Sidoarjo, Senin (23/8/2021). Umar Patek merupakan narapidana terorisme yang pada Juni 2012 mendapatkan vonis penjara 20 tahun karena keterlibatan dengan sejumlah aksi terorisme termasuk kasus bom Bali.
Kedatangan Boy Rafli untuk memberikan apresiasi karena Umar berperilaku baik, menunjukkan kesetiaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sehingga mendapatkan remisi. Umar diperkirakan akan bebas di tahun 2022.
"Mendapat remisi tentu karena adanya catatan perilaku yang baik, maka kita ikut memberikan apresiasi terhadap mas Umar yang ikut berpartisipasi dalam program-program yang dijalankan oleh lapas, bekerjasama dengan BNPT, sehingga kita lihat hari ini mas Umar juga sebagai warga binaan yang juga menyampaikan berbagai statement dan testimoni yang intinya beliau mencintai negara ini dan NKRI," ujar Boy Rafli.
Baca Juga: BNPT Gelar Vaksinasi di Kampung Amrozi, Mantan Terpidana Kasus Terorisme Ikut Divaksin
Umar yang rambutnya di cat merah itu berterikasih kepada BNPT. "Saya mengucapkan terimakasih kepada kepala BNPT dan tim yang sudah datang kesini untuk bersilaturahmi dengan saya dan teman-teman yang ada disini," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Umar mengakui dirinya adalah orang yang berdosa dengan tindakan-tindakananya melakukan pengeboman. "Saya dan teman-teman adalah seorang pendosa yang pernah berbuat salah kepada negara ini namun kepala BNPT dan tim tetap memperhatikan kami itu sesuatu yang sangat berharga buat kami, kami sangat berterimakasih", kata Umar.
Umar adalah sosok penting di balik aksi-aksi terorisme di Indonesia, karena dia memiliki peran sentral.
Umar disebut salah seorang warga negara Indonesia yang juga dikenal dekat dengan pemimpin Al-Qaida, Osama bin Laden yang sudah tewas. Umar Patek merupakan buronan teroris internasional. Ia dicari oleh tiga negara yaitu Indonesia, Amerika, Filipina.
Salah seorang mantan alumni akademi militer Afghanistan, Abdurrohman Ayyub, pernah mengungkapkan keberanian dan peran Umar yang ditakuti.
Misalnya, menguasai pembuatan 30 jenis racun dan piawai membuat bom jenis high explosive. “Di ruangan tertutup seperti ini misalnya, cukup dengan bubuk tanaman yang ada di sekitar kita, sebarkan lewat AC, pasti semuanya tidak bisa bangun lagi,” kata Ayyub, saat memberikan testimoni di Kementerian Agama tahun 2016 silam.
Baca Juga: Kepala BNPT: Ada Pihak Bangun Simpati Lewat Isu Taliban
Tidak heran bila Umar Patek disebut guru dari gembong teroris Noordin M. Top, yang berkal-kali beraksi di Indonesia.
Umar Patek, kelahiran tahun 1970 itu ditangkap di Abbottabad, Pakistan, pada 2011 silam. Kepalanya pernah dihargai 1 juta dollar AS. Saat dibawa ke Indonesia, dilakukan pengamanan sangat ketat.
Intelejen mempercayai dia merupakan aset penting untuk mengungkap jaringan terorisme al-Qaida dan afiliasinya di Asia Tenggara.
Kini Umar sudah menyadari kesalahannya. Ia pun berterima kasih kepada BNPT atas perhatian yang negara telah berikan kepadanya dan keluarganya. Umar berharap setelah bebas nanti dapat menjalani kehidupan yang lebih baik dan memanfaatkan kemampuan yang dimiliki saat berapa di lapas untuk berwirausaha.
Penulis : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV