> >

Apa Itu Badai Sitokin? Kenali Gejala, Dampak, hingga Penyebabnya

Kesehatan | 23 Agustus 2021, 18:13 WIB
Ilustrasi. Apa itu badai sitokin? Kenali gejala, dampak, dan penyebabnya (Sumber: Kontan.co.id)

Pada kondisi ini, jantung mungkin tidak bekerja sebaik biasanya. Hal tersebut mengakibatkan badai sitokin dapat mempengaruhi banyak sistem organ di dalam tubuh.

Penyebab Badai Sitokin

Badai sitokin datang ketika virus corona memasuki tubuh. Saat itu, sel-sel darah putih akan merespons dengan memproduksi sitokin.

Sitokin yang keluar dalam jumlah sedikit tidak memiliki pengaruh pada kondisi paru pasien, atau keadaan parunya tidak bermasalah.

Baca Juga: Apa Itu Badai Sitokin yang Hampir Membuat Deddy Corbuzier Meninggal?

Akan tetapi kalau jumlah sitokin yang dikeluarkan di paru sudah banyak itulah kemudian disebut sebagai badai sitokin.

Pada kondisi badai itulah yang bisa membuat paru sangat padat dan kaku sehingga mengganggu sistem pernapasan.

Dampak Badai Sitokin

Pada kondisi badai sitokin, dampak yang akan terjadi yaitu pada paru-paru. Saat tubuh terserang badai sitokin, paru-paru bisa mengalami peradangan parah karena sistem kekebalan tubuh berusaha keras membunuh virus.

Peradangan pada paru-paru itu sayangnya bisa terus terjadi meski infeksi sudah selesai.

Selama peradangan, sistem imun juga melepas molekul bersifat racun bagi virus dan jaringan paru-paru.

Sementara itu, orang dengan sindrom autoimun tertentu memiliki risiko lebih tinggi terkena sindrom badai sitokin.

Misalnya, ini dapat terjadi pada penyakit Still, pada arthritis idiopatik remaja sistemik (JIA), dan pada lupus. Dalam konteks ini, badai sitokin sering disebut dengan nama "sindrom aktivasi makrofag."

Apabila seseorang mengalami gejala yang parah, seperti kesulitan bernapas, maka diperlukan perawatan di unit perawatan intensif.

Dalam beberapa situasi, dimungkinkan untuk mengobati sumber yang mendasari badai sitokin. Misalnya, jika badai sitokin disebabkan oleh infeksi bakteri, maka antibiotik dapat membantu pasien.

Kemudian secepat mungkin diberikan antivirus yang pertama.

"Ketika sudah didapatkan dan dieliminasi virusnya maka badai sitokin terminimalisir."

Kemudian menurunkan faktor inflamasi, terapi plasma konvaselen, plasma exchange, serta obat-obatan lainnya.

"Kita cegah dulu, antivirus dan antiinflamasi ringan. Kalau sudah, baru ditekan," ungkapnya.

Menurut Eka, proses penyembuhan badai sitokin memakan biaya yang cukup besar. Tidak hanya itu, kekuatan tubuh pasien Covid-19 juga menentukan keberhasilan penyembuhan.

Penulis : Nurul Fitriana Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV/Kompas.com


TERBARU