Apa Itu Badai Sitokin? Kenali Gejala, Dampak, hingga Penyebabnya
Kesehatan | 23 Agustus 2021, 18:13 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Badai sitokin merupakan salah satu reaksi tubuh atas kerusakan sel yang terjadi di dalam tubuh. Kerusakan ini biasa terjadi pada pasien Covid-19.
Dalam beberapa kasus, badai sitokin bahkan berpotensi mengakibatkan kompilasi pernapasan hingga kematian.
Menurut Sekjen Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (Papdi) dr Eka Ginanjar, badai sitokin merupakan peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi virus yang menjalar di sel tubuh.
"Badai sitokin adalah lonjakan reaksi inflamasi atau peradangan di seluruh tubuh akibat serangan atau infeksi dari virus ke sel tubuh kita."
"Ini reaksi tubuh kita. Sebenarnya melawan virus Covid-19 atau reaksi atas kerusakan sel yang terjadi, tetapi reaksinya berlebihan," tutur Eka kepada Kompas TV pada Minggu (22/8/2021).
Istilah badai sitokin mulai diketahui dan ramai dibincangkan, setelah beberapa selebriti Indonesia mengaku sempat mengalami saat dinyatakan positif Covid-19.
Apa itu Badai Sitokin?
Badai sitokin adalah lonjakan reaksi inflamasi atau peradangan di seluruh tubuh akibat serangan atau infeksi dari virus ke sel tubuh kita.
Sitokin adalah protein yang mengomunikasikan sinyal-sinyal dalam tubuh untuk merespons infeksi.
Dalam kondisi normal, sitokin membantu mengkoordinasikan respons sistem kekebalan tubuh untuk menangani zat menular, seperti virus atau bakteri.
Permasalahan pada respons yang dilakukan sitokin dapat merugikan kesehatan tubuh, seperti menyebabkan kegagalan organ dan kematian.
Pada pasien Covid-19, peningkatan beberapa sitokin inflamasi dapat menyebabkan gangguan pernapasan akut yang merupakan satu penyebab utama kematian pada penyintas Covid-19.
Baca Juga: Apa Itu Badai Sitokin? Ini Penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Gejala Badai Sitokin
Tanda-tanda awal badai sitokin adalah gejala yang berkelanjutan. Misalnya, demam tinggi yang tak kunjung turun, seperti suhu tubuh 38 atau 39 derajat celsius.
Kemudian diikuti turunnya tekanan darah, sesak serta saturasi oksigen menurun, dan sebagainya.
Dijelaskan Eka, badai sitokin rawan terjadi di minggu kedua proses infeksi virus.
Apabila gejala badai sitokin yang menerpa pasien Covid-19 tidak kunjung membaik, bahkan menimbulkan gejala tambahan, maka diperlukan penanganan untuk menekan badai sitokin tersebut.
Berikut gejala badai sitokin:
- Demam dan menggigil
- Kelelahan
- Pembengkakan ekstremitas
- Mual dan muntah
- Nyeri otot dan persendian
- Sakit kepala
- Ruam
- Batuk
- Sesak napas
- Napas cepat
- Kejang
- Menggigil
- Kesulitan mengkoordinasikan gerakan
- Kebingungan dan halusinasi
- Kelesuan dan daya tanggap yang buruk
- Tekanan darah yang sangat rendah dan peningkatan pembekuan darah juga bisa menjadi tanda badai sitokin yang parah.
Penulis : Nurul Fitriana Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV/Kompas.com