Epidemiolog Universitas Griffith Australia menilai Covid-19 di Indonesia dalam Fase Mirip India
Update corona | 11 Juni 2021, 11:16 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pakar Epidemiologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menilai, penyebaran Covid-19 di Indonesia sedang dalam fase mirip dengan India.
"Jadi pesan atau peringatan keras, penting untuk Indonesia karena kita dalam fase hampir mirip (dengan India) di mana masyarakat abai, cenderung cuek," ujar Dicky, Kamis (10/6/2021).
Penilaian Dicky berdasar pada sikap masyarakat yang cenderung abai dan tidak disiplin terhadap protokol kesehatan.
Beberapa bukti pelanggarannya, yaitu kerumunan yang terjadi saat ada pesta hingga promo sebuah gerai makanan.
"Terjadi pelanggaran-pelanggaran di masyarakat seperti ada hajatan, ada yang gerai makanan menimbulkan kerumunan itu representasi secara umum, pendekatan yang dilakukan pemerintah belum koheren," tambah Dicky.
Baca Juga: Daftar 8 Lokasi Vaksinasi untuk Warga 18 Tahun ke Atas di Jakarta, Mana Saja?
Agar tidak terjadi seperti India, Dicky mengusulkan kepada pemerintah Indonesia untuk menggenjot kapasitas tes Covid-19 dan penelusuran terhadap warga. Selain itu juga perlu adanya pengetatan untuk warga yang baru datang dari luar negeri, seperti wajib karantina selama 14 hari.
Selain itu, Dicky juga mengusulkan agar Pemerintah Indonesia mempercepat proses vaksinasi. Melihat keadaan saat ini, Dicky menilai pemerintah pusat dan daerah perlu melakukan inovasi agar vaksinasi dapat segera selesai dan efektif.
Penting dilakukan pemerintah, yaitu menjamin stok vaksin, distribusi vaksin, dan dukungan lainnya. Terlebih, pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk melawan sejumlah hoax seputar vaksinasi.
Baca Juga: Kecelakaan Ambulans Pembawa Vaksin di Blitar, 250 Dosis Vaksin Covid-19 Aman
"Sementara daerah mencari inovasi yang efektif dan kreatif sesuai lokal konteks untuk mempercepat laju vaksinasi ini. Saya melihat sejauh ini relatif Jakarta, mungkin Jawa Tengah, cukup berupaya melakukan inovasi seperti misalnya dia melakukan terobosan melibatkan organisasi, paguyuban, ataupun profesi," pungkasnya.
Dilansir dari laman Worldometer, Indonesia tercatat sebagai negara ke-18 dari 222 negara yang memiliki kasus konfirmasi positif Covid-19 terbanyak. Jumlahnya hingga Jumat (11/6/2021) siang, jumlah kasus positif sebanyak 1.885.942 orang, sementara itu kematiannya mencapai 52.373 orang.
Jumlah ini membuat Indonesia berada di antara Negara Peru dan Negara Afrika Selatan. Sementara itu, India berada di posisi nomor 2 di dunia. Pasalnya, jumlah kasus sudah mencapai 29.273.338 orang dengan total kematian sebanyak 363.097 orang.
Baca Juga: Klaster Perkantoran, Sebanyak 7 ASN di Klaten Terkonfirmasi Positif Covid-19
Penulis : Nurul Fitriana Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV