Ketua Satgas Covid-19 IDI Larang Vaksin AstraZaneca untuk Usia di Bawah 30 Tahun
Kesehatan | 23 Mei 2021, 16:45 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Vaksin AstraZeneca kembali mendapat larangan penggunaan, terutama untuk orang di bawah usia 30 tahun.
Larangan kali ini disampaikan oleh Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban, melalui akun Twitter pribadinya @ProfesorZubairi, Jumat (21/5/2021).
Dalam cuitannya, Zubairi mengaku bahwa dirinya mendapat beberapa pertanyaan, termasuk soal penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca untuk orang yang berusia di bawah 30 tahun.
"Saya jawab, tidak boleh. Kenapa? Karena beberapa kejadian di Inggris mengaitkannya dengan pembekuan darah. Ada 79 kasus dari 20 juta dosis vaksin, 19 di antaranya meninggal," ujarnya.
Baca Juga: Pfizer dan AstraZeneca Disebut Efektif Hadapi Varian India Covid-19 setelah Disuntik Dua Dosis
Zubairi yang mempunyai gelar profesir itu juga menjelaskan bahwa tidak ada pengobatan atau vaksinasi yang bebas dari risiko, tak terkecuali vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca dan Oxford.
"Bagi saya, AstraZeneca memberi lebih banyak manfaat daripada risiko. Namun, untuk di bawah usia 30 tahun, vaksin lain mungkin pilihan yang lebih baik," ucap Zubairi.
Dalam rekomendasinya, Zubairi berpegang pada beberapa kejadian di Inggris, yang sejak April lalu telah menyuntikkan vaksin AstraZeneca untuk warganya yang berusia di atas 30 tahun.
Sedangkan untuk yang berusia di bawah 30 tahun, pemerintah Inggris memberikan alternatif untuk menggunakan vaksin jenis lain.
"Saran saya, kita ikuti rekomendasi Inggris yang tidak memberikan AZ kepada orang di bawah 30 tahun. Kita tentukan kriteria untuk vaksin ini berdasarkan bukti ilmiah yang ada. Untuk usia berapa dan mitigasinya. Agar jelas," ujar Zubairi.
Baca Juga: Dinkes Sleman Pastikan Vaksin Astrazeneca yang Digunakan Aman Karena Beda Nomor Batch
Selain itu, terdapat pula riset terkait vaksin AstraZeneca yang menyebut suntikan vaksin Covid-19 tersebut sebaiknya digunakan untuk mereka yang berusai 40 tahun ke atas.
Riset itu terbit setelah ditemukannya kasus pembekuan darah pada orang berusia 30 hingga 39 tahun yang disuntik vaksin AstraZeneca, meski masih jarang, sebagaimana dilansir dari Forbes, Jumat (7/5/2021).
Oleh karena itu, Komite Bersama Vaksinasi dan Imunisasi (JCVI) Inggris memperbarui panduan vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca.
Jika sebelumnya, sejak bulan April yang diberi vaksin selain AstraZeneca adalah yang berusia di bawah 30 tahun. Kini, berubah jadi yang berusia di bawah 40 tahun.
"Kami menyarankan orang dewasa berusia 30 hingga 39 tahun, yang belum divaksinasi dan tidak memiliki kondisi kesehatan mendasar yang membuat mereka berisiko lebih tinggi terkena Covid-19 parah, sebaiknya ditawarkan alternatif vaksin (selain) AstraZeneca," kata ketua JCVI Profesor Wei Shen Lin.
Baca Juga: Vaksin AstraZeneca Batch CTMAV547 Disetop, Bagaimana Warga yang Sudah Terima Dosis Pertama?
Perlu diketahui, pada 28 April 2021, setidaknya terdapat 240 laporan kasus pembekuan darah di Inggris yang disinyalir merupakan dampak dari penyuntikan vaksin AstraZeneca.
Dalam seluruh laporan tersebut, diketahui kasus gumpalan darah yang langka dapat memicu tingkat kematian hingga 20 persen, dan risiko lebih tinggi terjadi pada wanita dibanding laki-laki.
Sementara, Inggris telah mengeluarkan izin untuk tiga vaksin Covid-19, mulai dari vaksin Moderna, Pfizer, dan AstraZeneca.
Vaksin lain, yakni Johnson & Johnson, saat ini tengah dalam tahap peninjauan oleh otoritas Inggris, meski menggunakan teknologi serupa dan memiliki risiko penggumpalan darah yang sama dengan vaksin AstraZeneca
Meski begitu, wakil kepala petugas medis di Inggris, Jonathan Van-Tam berharap suntikan Johnson & Johnson yang menjadi pengganti vaksin AstraZeneca nantinya tidak akan diberikan untuk individu yang lebih muda.
Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV