Presiden Jokowi Minta Ketua ASEAN Segera Gelar Pertemuan Bahas Situasi di Myanmar
Berita utama | 19 Maret 2021, 17:56 WIBSaat itu, perolehan hasil pemilu Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) mencapai 82 persen kursi.
Sementara itu Tatmadaw Union Solidarity and Development Party (USDP) hanya memenangkan 6 persen kursi.
Hasil perolehan ini yang kemudian diklaim Tatmadaw sebagai kecurangan dalam pemilu sehingga mengerahkan tank dan kendaraan lapis baja di kota besar di Burma 29 Januari 2021.
Kemudian, aksi itu dilanjutkan dengan mengumumkan keadaan darurat dan kudeta di Naypyidaw. Tatmadaw kemudian menahan Aung San Suu Kyi, Presiden Win Myint, dan juga pemimpin dari Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).
Baca Juga: Dua Orang Tewas dalam Demonstrasi, Aksi Kekerasan di Myanmar Terus Berlangsung
Atas kudeta yang dilakukan Tatmadaw, Panglima Tertinggi Min Aung Hlaing mendeklarasikan diri sebagai pemimpin Burma. Situasi ini kemudian direspons anggota parlemen, anggota kesehatan, hingga masyarakat dengan turun ke jalan.
Tapi, Min Aung Hlaing justru memperkuat kekuasaannya dengan membentuk Dewan Administrasi Negara.
Sejak saat itu, unjuk rasa terus terjadi di Myanmar dan polisi menjadi lawan bagi masyarakat sipil. Bahkan dalam satu hari, pernah terjadi 18 orang tewas dalam aksi unjuk rasa.
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Eddward-S-Kennedy
Sumber : Kompas TV