Terungkap, BMKG Sebut Ada Awan Cumulonimbus Saat Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Lepas Landas
Peristiwa | 3 Februari 2021, 17:18 WIBJAKARTA, KOMPAS TV - Sebelum dan saat pesawat Sriwijaya Air SJ 182 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten, ternyata terdapat awan tebal cumulonimbus di langit Jakarta pada 9 Januari 2021.
Demikian hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati.
Baca Juga: CVR Sriwijaya Air SJ 182 Belum Ditemukan, Ini Kendala yang Dihadapi KNKT
Menurut Dwikorita, awan cumulonimbus tersebut mulai meluruh seiring dengan intensitas hujan yang berkurang, sehingga ada peningkatan jarak pandang.
"Kondisi cuaca sebelum dan saat (pesawat Sriwijaya Air SJ 182) take off terdapat awan CB (Cumulonimbus) di atas Jakarta," kata Dwikorita dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi V DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Rabu (3/2/2021).
Berdasarkan analisa Citra Satelit Himawari, saat penerbangan pesawat Sriwijaya Air SJ 182, suhu puncak awan berkisar minus 43 derajat celsius sampai dengan minus 48 derajat celsius.
Baca Juga: Anggota Basarnas Syok Temukan Perhiasan Korban Sriwijaya Air di Antara Puing Pesawat dan Jenazah
Menurut Dwikorita, awan cumulonimbus tersebut bukan hanya ada di Jakarta. Melainkan juga ada di jalur penerbangan yang membentang di atas Jawa bagian barat yang bergerak ke arah tenggara.
Dwikorita menambahkan, berdasarkan data radiosonde untuk mengetahui kondisi udara atas per tanggal 7 sampai 9 Januari 2021, potensi icing berada pada ketinggian 16 ribu hingga 27 ribu kaki.
"Pada ketinggian 11 ribu kaki (posisi pesawat Sriwijaya Air berada) tidak terdapat potensi icing," ujar Dwikorita.
Baca Juga: Dua Hari Sebelum Sriwijaya Air Jatuh Kapten Afwan Terpantau CCTV, Gerak-geriknya Banyak Dipuji
Meskipun demikian, dia memastikan bahwa area perlintasan yang dilalui pesawat Sriwijaya Air SJ 182 itu bukanlah wilayah awan signifikan.
Selain itu, pesawat yang membawa 62 orang itu juga tidak berada di area hujan, serta bukan merupakan area turbulansi.
Seperti diketahui, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hilang kontak di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang pada Sabtu sekitar pukul 14.40 WIB atau 4 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.
Baca Juga: Kapten Afwan Jadi Jenazah Terakhir Korban Pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang Diidentifikasi Tim DVI
Pesawat mengangkut 62 orang yang terdiri dari 12 kru, 40 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi.
Pesawat Sriwijaya Air sempat keluar jalur yakni menuju arah barat laut pada pukul 14.40. Pihak Air Traffic Controller (ATC) kemudian menanyakan pilot mengenai arah terbang pesawat.
Namun, dalam hitungan detik, pesawat dilaporkan hilang kontak. Belakangan, pesawat tersebut ternyata jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta.
Baca Juga: Jenazah Korban Sriwijaya Air Dimakamkan di Padang, Ibunda: Biasanya Naik Kapal, Tak Pernah Pesawat
Penulis : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV