> >

DPR Minta Kemhan dan Kemlu Investigasi Penemuan Drone Bawah Laut yang Diduga Pengintai

Politik | 6 Januari 2021, 17:45 WIB
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono menunjukkan temuan benda seaglider yang sempat dicurigai drone laut. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Penemuan drone bawah laut oleh nelayan di Kepulauan Selayar wilayah perairan Sulawesi Selatan kembali memberi perhatian dewan.

Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin meminta TNI AL memperkuat pengawasan bawah laut atau underwater surveillance.

Menurutnya penemuan drone bawah laut asing yang diduga sebagai pengintai yang ditemukan nelayan bukanlah yang pertama kali.

Baca Juga: Usai Ditemukan Drone Diduga Milik China, Prabowo Ajak Perkuat Pertahanan Rakyat Semesta

DPR tak ingin kasus serupa kembali terjadi, terlebih ada dugaan drone tersebut digunakan untuk mengambil data perairan Indonesia dan diperdagangkan ke pihak yang berkepentingan.

“TNI segera memperkuat pengawasan di bawah laut. Jangan sampai ada oknum yang melakukan jual beli data wilayah Indonesia dan bekerja untuk pihak asing. Underwater surveillance ini sangat penting dan kita tidak boleh lengah. Ini bukan kali pertama di temukannya drone pengintai bawah laut milik asing," ujar Azis dalam pesan singkatnya, Rabu (6/1/2021).

Selain TNI AL sebagai penjaga kedaulatan NKRI, DPR juga mendesak Kementerian Pertahanan dan Kementerian Luar Negeri menginvestigasi secara mendalam kasus ditemukannya drone bawah laut yang diduga sebagai pengintai.

DPR minta Kemhan dan Kemlu menindak tegas jika ada oknum aparat yang terlibat untuk mempermudah masuknya alat pengintai di perairan Indonesia.

Baca Juga: Begini Wujud Seaglider Temuan Nelayan yang Sempat Diduga Drone Asing

"Potensi pengintaian asing sangat tinggi baik melalui drone maupun pergerakan kapal selam tanpa izin. Indonesia adalah episentrum dari kawasan Indo-Pasifik, sehingga banyak negara asing yang tentu memiliki agenda tersendiri dalam lautan Indonesia yang menghubungkan Samudera Hinda, Laut China Selatan hingga Samudera Pasifik," ujar Azis.

Sebelumnya, penemuan drone pengintai yang diduga milik China ditemukan di perairan Pulau Bonerate, Sabtu (26/12/2020).

Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono memastikan benda mirip rudal yang ditemukan nelayan di Perairan Pulau Bonerate pada Sabtu (26/12/2020) lalu adalah Sea Glider.

Yudo menjelaskan Sea Glider merupakan alat yang umumnya digunakan untuk penelitian kelautan.

Baca Juga: KSAL: Belum Ada Negara Lain Klaim Kepemilikan Alat Diduga Drone Laut

Pada umumnya, kata Yudo, alat tersebut membawa sejumlah sensor yang dapat merekam antara lain kedalaman laut, arah arus, suhu, kadar oksigen, kesuburan laut, hingga suara ikan.

Hal tersebut disampaikan Yudo saat konferensi pers di Markas Pushidrosal Ancol Jakarta Utara pada Senin (4/1/2021).

"Sea Glider ini dapat bertahan sampai dua tahun beroperasi di laut. Jadi alat ini juga bisa berjalan mengikuti arah arus karena di sini ada kemudinya, yang bisa mengikuti arah arus. Jadi bisa tenggelam, mengumpulkan data, data altimetri tentunya, kemudian arah arus, juga kedalaman, data-data tentang altimetri laut," ujar Yudo seperti mengutip Tribunnews.

Alat tersebut, kata Yudo, biasanya diluncurkan dari kapal atas permukaan dan dapat menyelam ke dasar laut untuk mengumpulkan data kelautan.

 

Penulis : Johannes-Mangihot

Sumber : Kompas TV


TERBARU