BPOM Izinkan Peredaran Obat Antivirus Impor untuk Pasien Covid-19 Berat, Harganya Rp3 Juta
Update corona | 2 Oktober 2020, 12:39 WIBDokter spesialis paru dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, dr. Erlina Burhan, Sp.P (K)., M.Sc., Ph.D menjelaskan bahwa remdesivir dapat menghambat replikasi virus sehingga tidak terjadi keparahan lebih lanjut dan sistem imun pasien dapat mengendalikan virus.
Seperti kita tahu, virus corona memasuki sel manusia yang diinfeksikan melalui suatu reseptop di permukaan sel yang disebut Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE2).
ACE2 adalah enzim yang menempel pada permukaan luar (membran) sel-sel beberapa organ seperti saluran napas, paru-paru, arteri, jantung, ginjal, dan usus.
Erlina menjelaskan, setelah virus berikatan dengan sel jaringan paru-paru kemudian akan mereplikasi atau memperbanyak diri. Fungsi dari remdesivir adalah mencegah terjadinya proses replikasi.
Baca Juga: Kabar Baik, Uji Klinis Vaksin Covid-19 ke Sukarelawan Tidak Ditemukan Efek Samping
Menurut Erlina obat-obatan yang selama ini dipakai seperti Avigan hanya bagus atau menunjukkan keefektifan pada pasien Covid-19 dengan kasus ringan hingga sedang. Namun tidak untuk pasien Covid-19 berat.
"Diharapkan dengan masuknya remdesivir (ke tubuh) akan menghambat sintesis dari RNA virus sehingga tidak terjadi kerusakan yang lebih luas," ujarnya, dikutip dari Kompas.com.
Efek samping
Lebih jauh Erlina menjelaskan obat remdesivir diberikan melalui infus dengan pantauan dokter. Hari pertama 200 miligram, hari berikutnya bisa sampai 5 sampai 10 hari diberikan sebanyak 100 miligram.
Baca Juga: 102 Juta Orang Akan Disuntikkan Vaksin Covid-19, Ini 6 Kelompok yang Diprioritaskan!
"Ini diinfuskan bersama NaCL 0,9 persen," ujarnya.
Efek samping dari remdesivir diduga akan memengaruhi hati atau liver dan juga ginjal.
Oleh sebab itu, sambung Erlina, RSUP Persahabatan akan melakukukan uji coba pada 25 pasien Covid-19 dalam kondisi berat.
"Dalam uji coba itu, kita akan mengeluarkan pasien-pasien yang juga memiliki masalah sakit liver atau sakit ginjal," ujar Erlina.
Penulis : Johannes-Mangihot
Sumber : Kompas TV