Penderita Diabetes di Negara-Negara Miskin Meningkat Tajam, Indonesia Urutan Berapa?
Kesehatan | 14 November 2024, 17:00 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Penderita diabetes di dunia meningkat dua kali lipat, berdasarkan temuan jurnal The Lancet pada Rabu (13/11/2024).
Laporan ini menunjukkan, dari 828 juta orang dewasa yang mengidap diabetes pada tahun 2022, lebih dari seperempatnya (212 juta) tinggal di India dan 148 juta lainnya di China, diikuti oleh Amerika Serikat (42 juta), Pakistan (36 juta), Indonesia (25 juta), dan Brasil (22 juta).
Temuan dari analisis global ini diterbitkan menjelang Hari Diabetes Sedunia yang jatuh hari ini, 14 November yang mengangkat tema "Mendobrak Hambatan, Menjembatani Kesenjangan,” yang menyerukan upaya untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi oleh penderita diabetes.
Menurut laporan ini seperti dikutip Kompas.id, dari tahun 1990 hingga 2022, angka diabetes global meningkat dua kali lipat pada pria, yaitu dari 6,8 persen dari populasi pada tahun 1990 menjadi 14,3 persen. Sedangkan pada wanita dari 6,9 persen menjadi 13,9 persen.
Dengan dampak tambahan dari pertumbuhan populasi dan penuaan, ini setara dengan sekitar 828 juta orang dewasa dengan diabetes pada tahun 2022. Ada peningkatan sekitar 630 juta orang dari tahun 1990, ketika sekitar 198 juta orang dewasa diperkirakan menderita penyakit tersebut.
Baca Juga: Ini Waktu yang Tepat Cek Gula Darah Penderita Diabetes Tipe 1 dan 2
Perubahan angka diabetes dari tahun 1990 hingga 2022 sangat bervariasi di berbagai negara. Tapi sebagian besar terjadi di negara miskin dan berpendapatan menengah. Misalnya, angka diabetes di kalangan wanita di Pakistan meningkat dari 9 persen pada tahun 1990 menjadi 30,9 persen pada tahun 2022, peningkatan terbesar di semua negara.
"Studi kami menyoroti kesenjangan global yang semakin lebar dalam diabetes, dengan tingkat perawatan yang stagnan di banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah, tempat jumlah orang dewasa dengan diabetes meningkat drastis," papar penulis utama kajian ini, Majid Ezzati, dari Imperial College London.
Menurut Ezzati, penderita diabetes cenderung lebih muda di negara-negara berpenghasilan rendah. Jika tidak ada perawatan yang efektif, berisiko mengalami komplikasi seumur hidup, termasuk amputasi, penyakit jantung, kerusakan ginjal, atau kehilangan penglihatan, atau dalam beberapa kasus, kematian dini.
Negara-negara dengan tingkat tertinggi, tempat 25 persen atau lebih penduduknya menderita diabetes untuk pria dan wanita, adalah negara-negara kepulauan Pasifik dan yang terletak di Karibia dan Timur Tengah dan Afrika Utara, serta Pakistan dan Malaysia.
Penulis : Iman Firdaus Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas.id