> >

Studi Ungkap Perokok Vape Berisiko Terpapar Timbal dan Uranium yang Berbahaya bagi Otak

Kesehatan | 3 Mei 2024, 15:05 WIB
Ilustrasi orang mengisap vape atau rokok elektrik. (Sumber: Unsplash/Mohamad Hajizade)

Terdapat 65 pengguna sesekali, 45 intermiten, dan 81 pengguna rutin, dan informasi frekuensi vaping tidak ada untuk 9 orang. Mengenai rasa, 33 persen pengguna vape mengatakan mereka menggunakan rasa mentol/mint, sementara 50 persen lebih menyukai rasa buah, lebih dari 15 persen memilih rasa manis, dan 2 persen menggunakan rasa lain.

"Analisis sampel urine menunjukkan bahwa kadar timbal 40 persen lebih tinggi pada pengguna vape intermiten, dan 30 persen lebih tinggi pada pengguna vape rutin dibandingkan pengguna vape sesekali. Kadar uranium dalam urine juga dua kali lebih tinggi pada pengguna vape rutin dibandingkan pengguna vape sesekali," kata peneliti.

Sementara, perbandingan jenis rasa menunjukkan tingkat uranium 90 persen lebih tinggi pada pengguna vape yang lebih menyukai rasa manis dibandingkan mereka yang memilih mentol atau mint.

Karena penelitian ini bersifat observasional, kesimpulan pasti tidak dapat dibuat mengenai kadar logam beracun dan frekuensi/rasa vaping. Selain itu, kadar logam beracun dalam vape akan bervariasi berdasarkan merek dan jenis alat penguap yang digunakan (tangki, pod, mod).

“Penggunaan rokok elektrik selama masa remaja dapat meningkatkan kemungkinan paparan logam, yang dapat berdampak buruk pada perkembangan otak dan organ. Temuan ini memerlukan penelitian lebih lanjut, peraturan vaping, dan intervensi kesehatan masyarakat yang ditargetkan untuk mengurangi potensi bahaya penggunaan rokok elektrik, khususnya di kalangan remaja,” demikian kata para peneliti menyimpulkan.

 

 

 

Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas.com


TERBARU