> >

Studi Ungkap Perokok Vape Berisiko Terpapar Timbal dan Uranium yang Berbahaya bagi Otak

Kesehatan | 3 Mei 2024, 15:05 WIB
Ilustrasi orang mengisap vape atau rokok elektrik. (Sumber: Unsplash/Mohamad Hajizade)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Vaping atau merokok vape atau rokok elektrik, dianggap sebagai pilihan lebih aman dibandingkan dengan merokok. Namun, para peneliti kini memperingatkan bahwa penggunaan rokok elektrik ini secara teratur memiliki risiko kesehatan tersendiri.

Melansir Medical Daily, Selasa (30/4/2024), sebuah studi baru mengungkapkan bahwa remaja yang sering ngevape mungkin menghadapi peningkatan paparan logam berbahaya seperti timbal dan uranium, yang berpotensi memiliki dampak buruk pada perkembangan otak dan organ.

Berdasarkan temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Tobacco Control, peneliti merekomendasikan penerapan peraturan dan inisiatif pencegahan yang khusus ditujukan pada remaja.

Baca Juga: Angka Pasien Anak Dirawat Inap karena Vape dan Rokok Elektrik Melonjak 733 persen di Inggris

Vaping lazim di kalangan remaja, dengan sekitar 14 persen siswa sekolah menengah atas di Amerika Serikat (sekitar 2,14 juta) dan lebih dari tiga persen siswa sekolah menengah (sekitar 380.000) melaporkan penggunaan vaping dalam bulan terakhir pada 2022.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa logam berbahaya tertentu ditemukan dalam aerosol dan cairan rokok elektrik, yang sangat berisiko selama tahap perkembangan. Ini dapat menyebabkan gangguan kognitif, masalah perilaku, masalah pernapasan, kanker, dan penyakit jantung pada anak-anak.

Dalam studi terbaru, para peneliti memeriksa apakah frekuensi dan rasa vaping berkorelasi dengan kadar logam yang berpotensi beracun. Mereka menggunakan data dari PATH Youth Study Gelombang 5, menganalisis tanggapan dari 1.607 remaja berusia 13 hingga 17 tahun.

Penelitian tersebut mencakup rasa vaping, seperti mentol atau mint, buah, permen seperti coklat atau makanan penutup, tembakau, cengkeh atau rempah-rempah, dan minuman beralkohol atau minuman non-alkohol.

Baca Juga: Tak Hanya bagi Perokok, Uap Vape Ternyata Juga Berbahaya untuk Orang di Sekitarnya

Di antara peserta, 200 remaja diikutsertakan dalam analisis akhir sebagai perokok vaper eksklusif. Sampel urine mereka diuji keberadaan kadmium, timbal, dan uranium. Berdasarkan frekuensi vapingnya, mereka dikategorikan menjadi sesekali (1-5 hari/bulan), intermiten (6-19 hari), dan sering kali (20+ hari).

Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas.com


TERBARU