> >

Ini Bahaya Malas Gerak alias Mager, Salah Satunya Dapat Menyebabkan Kematian!

Kesehatan | 4 September 2023, 16:49 WIB
Sedentary lifestyle mengacu pada gaya hidup yang tidak aktif secara fisik atau malas gerak alias mager. Ini beberapa dampak mager bagi kesehatan. (Sumber: Stockking on Freepik)

JAKARTA, KOMPAS TV - Gaya hidup "kaum rebahan" marak diperbincangkan akhir-akhir ini. "Kaum rebahan" memiki gaya hidup yang biasa disebut sedentary lifestyle alias malas gerak atau mager.

Sedentary lifestyle adalah gaya hidup orang-orang yang memilih untuk bersantai melakukan hal yang mereka sukai daripada beraktivitas fisik.

Dilansir laman Kementerian Kesehatan, sedentary lifestyle merujuk pada kegiatan yang dilakukan di luar waktu tidur, di mana seseorang minim melakukan aktivitas fisik sehingga hanya sedikit kalori yang terbakar, yaitu kurang dari 1 metabolic equivalent.

Beberapa contoh sedentary lifestyle antara lain menonton TV dalam waktu yang lama, bermain video game, bermain ponsel, duduk berjam-jam di depan komputer, atau bahkan menggunakan kendaraan untuk menuju suatu lokasi yang sebenarnya bisa ditempuh dengan berjalan kaki.

Semua aktivitas mager itu mencerminkan gaya hidup yang kurang aktif secara fisik.

Dilansir laman Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, ada tiga klasifikasi sedentary lifestyle atau gaya hidup mager yang dibagi berdasarkan durasinya.

  • Level rendah, berdurasi kurang dari 2 jam
  • Level menengah, 2 hingga 5 jam
  • Level tinggi, lebih dari 5 jam

Baca Juga: Wahai Kaum Rebahan, Ini 8 Penyebab Tubuh Mudah Lelah padahal Tak Banyak Beraktivitas

Dampak Buruk Sedentary Lifestyle atau Mager pada Kesehatan

Sedentary lifestyle mengacu pada gaya hidup yang tidak aktif secara fisik atau mager yang dapat berdampak serius pada kesehatan, seperti:

  • Sirkulasi darah yang buruk dan metabolisme tubuh yang terganggu, dapat menyebabkan tubuh mengalami kesulitan dalam memecah lemak dan gula yang mengakibatkan peningkatan berat badan;
  • Meningkatkan risiko penyakit-penyakit seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, obesitas, depresi, dan kecemasan;
  • Meningkatkan risiko kematian akibat berbagai penyebab, risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular, risiko kanker, serta risiko gangguan metabolik seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan dislipidemia; gangguan muskuloskeletal seperti nyeri sendi dan osteoporosis; depresi; dan gangguan kognitif.

Oleh karena itu, mengurangi gaya hidup yang tidak aktif dan meningkatkan aktivitas fisik sangat penting untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, kurangnya aktivitas fisik merupakan penyebab kematian nomor 4 di dunia, dengan dua juta orang meninggal setiap tahunnya.

Penulis : Almarani Anantar Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : KOMPAS TV


TERBARU