Dampak Jangka Pendek dan Jangka Panjang dari Polusi Udara, Bisa Sebabkan Kematian Dini
Kesehatan | 14 Agustus 2023, 10:52 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Polusi udara tengah menjadi pembahasan yang hangat belakangan ini menyusul indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta yang cukup tinggi dan dikategorikan tidak sehat.
Berdasarkan situs pemantau kualitas udara, IQAIR, kualitas udara di Jakarta pada Senin (14/8/2023) pukul 08.00 WIB mencapai angka 153.
Kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, menjadi rangking pertama dengan kualitas udara terburuk di Jakarta dengan AQI mencapai 183, disusul Layar Permai PIK 169, dan Jimbaran 2 dengan AQI 168.
Baca Juga: Greenpeace: Pemerintah Sudah Tahu Polusi Udara Tinggi, tapi Tak Beri Peringatan Dini ke Masyarakat
Dampak Polusi Udara terhadap Kesehatan
Melansir National Geographic, dampak polusi udara bagi kesehatan dapat dibagi menjadi dampak jangka pendek dan jangka panjang.
Dampak jangka pendek dari polusi udara adalah iritasi pada hidung, tenggorokan, mata dan kulit. Polusi udara juga dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, dan mual. Kemudian, beberapa penyakit, seperti pneumonia atau bronkitis juga dikaitkan dengan polusi udara.
Adapun dampak jangka panjang polusi udara dapat berlangsung selama bertahun-tahun hingga seumur hidup.
Seseorang yang terpapar polusi dalam jangka panjang mungkin mengalami penyakit jantung, kanker paru-paru, hingga emfisema.
Masing-masing individu memiliki reaksi yang berbeda terhadap polusi udara. Anak-anak dan lansia yang memiliki sistem kekebalan cenderung lebih lebih umumnya lebih sensitif.
Polusi udara juga dapat menyebabkan kerusakan saraf, otak, ginjal, hati, dan organ lain. Beberapa ilmuwan menyebutkan bahwa polusi juga bisa menyebabkan cacat lahir.
Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Iman-Firdaus
Sumber : National Geographic, European Environment Agency, National Institutes of Health