> >

Pompeii di Kaki Visuvius

Opini | 13 Oktober 2024, 18:30 WIB
Patung Dewa Zeus. (Sumber: Trias Kuncahyono)

Hampir dalam semalam, Pompeii—dan sebagian besar penduduknya, hilang di bawah selimut abu.

Letusan Visuvius itu mengubur Pompeii dan Herculaneum. Abu setinggi enam meter menimbun Pompeii yang terletak 24 km sebelah selatan Napoli.

Sementara Herculaneum, yang terletak 8 km selatan Napoli, lebih parah. Abu Visuvius setebal 15 meter mengubur kota yang mengambil nama pahlawan Yunani, Hercules.

Sejak saat itu, Pompeii dan Herculaneum, pada dasarnya hilang dan terlupakan hingga ditemukan kembali pada tahun 1748. Berkat penggalian yang masih berlangsung hingga saat ini, para ilmuwan dapat mengetahui dengan tepat apa yang terjadi pada hari mengerikan itu.

***

Kini, mengunjungi reruntuhan Pompeii ibarat kata kembali ke masa lalu. Masa lalu yang indah. Hamparan rumah-rumah batu tanpa atap, tanpa daun pintu, tanpa daun jendela, itulah wajah Pompeii lama sekarang.

Jalan berbatu mengular di antara bangunan-bangunan yang di dalam dirinya tersimpan segudang cerita. Tiang-tiang batu menunjuk langit. Dinding batu berwarna, dan berlukisan indah.

Lapisan abu yang mengubur kota itu selama lebih dari seribu tahun, sebenarnya membantu mengawetkan bangunan, karya seni, dan bahkan bentuk tubuh saat mereka membusuk dan meninggalkan lubang pada abu.

Menurut cerita, penemuan kembali kota lama itu bermula dari ketidaksengajaan. Kota yang terkubur itu merupakan legenda sejak dahulu kala.

Tapi, menjelang akhir abad ke-16 beberapa keping marmer dan koin kuno secara tidak sengaja ditemukan di wilayah itu. Sedikit demi sedikit, harta karun kuno, digali, dibongkar, dijarah dan dicuri.

Penggalian resmi baru dimulai pada abad ke-18. Sampai saat ini, empat perlima wilayah kota tua telah ditemukan.

Lebih dari 2000 mayat telah ditemukan, sebagian besar sudah membatu terbungkus abu, mengeras. Para ilmuwan berasumsi totalnya ada lebih dari 16.000 korban; mengingat penduduk kota itu, 20.000 jiwa.

Tragedi Pompeii menegaskan, bencana alam dan hidup manusia adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.

Ada yang berpendapat bencana alam sebagai bagian dari rencana Tuhan bagi manusia. Sementara yang lain berpendapat bencana alam sebagai siklus alami karena faktor alami dari alam.

Apa pun, satu hal yang pasti adalah yang terjadi atas Pompeii memberikan pelajaran yang sangat berharga tentang hukum alam, yang tidak bisa diabaikan oleh manusia bahkan di zaman moderen sekarang ini.

Alam memiliki hukum sendiri; hukum yang bukan buatan manusia. Hukum yang tidak dapat diakali. Hukum yang tidak dicurangi. Hukum yang dimainkan sesuka hati.

Karena kata William Auxerre (1145 – 1231), seorang teolog Perancis, hukum alam bersumber dari kehendak Ilahi. Yang tidak bisa dideteksi oleh panca indra manusia.

Semua terjadi begitu saja seturut kehendak alam yang sangat jujur dan tidak pernah menipu, tidak pernah berdusta. Karena alam, dari sejak semula, baik adanya.

Maka belajarlah dari alam,  cintailah alam, dan tetaplah dekat dengan alam agar bisa sejujur seperti alam. Dan, belajarlah pula dari alam, karena tidak akan pernah mengecewakan sebagaimana manusia. 

Penulis : Redaksi-Kompas-TV

Sumber : Kompas TV


TERBARU