Evaluasi Soal Pilihan Ganda dan Alternatif Model Ujian
Opini kompasianer | 25 September 2023, 12:49 WIBKonten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.tv
Bangsa ini membutuhkan generasi muda yang cerdas dan teliti dalam mempertimbangkan perbedaan dan kesamaan yang ada. Tidak hanya itu, bangsa kita juga memerlukan kemampuan literasi dan narasi kehidupan yang bermakna, menginspirasi, dan memotivasi. Tentu saja, akan menjadi jauh lebih menarik jika generasi muda kita memiliki kemampuan untuk menyajikan gagasan-gagasan baru yang bisa memengaruhi dunia | Ino Sigaze.
Sorotan topik pilihan Kompasiana kali ini memang patut diapresiasi oleh masyarakat Indonesia, dan para penulis diminta untuk mengevaluasi kembali cara dan metode ujian yang telah berlaku selama puluhan tahun di Indonesia.
Ajakan dari Maudy Ayunda tentu saja patut diapresiasi, bukan hanya karena gagasannya yang mengagetkan banyak orang, tetapi juga karena Maudy bersikap kritis dalam mempertanyakan hal-hal yang sebelumnya tidak pernah dipertanyakan.
Tulisan ini lebih difokuskan pada analisis pandangan Maudy Ayunda yang mengusulkan agar model soal pilihan ganda digantikan dengan model soal uraian dan model lainnya.
Berikut ini kita akan melihat beberapa plus-minus dari soal pilihan ganda. Saya tidak dapat mengatakan bahwa gagasan Maundy itu mutlak benar, tetapi perlu diperhatikan bahwa ada sisi lain yang sudah tertanam di negeri ini.
Ada beberapa sisi positif dari soal pilihan ganda:
1. Peserta diharuskan untuk mencari dan memilih jawaban yang benar
Pengalaman pribadi saya sebagai seorang siswa yang pernah menghadapi soal pilihan ganda di tingkat sekolah dasar, menengah bawah, dan menengah atas memang terasa mudah karena jawaban tampaknya sudah ada.
Namun, kenyataannya tidak begitu mudah karena yang saya cari adalah jawaban yang benar.
Mencari jawaban yang benar dari banyak pilihan tersebut tentu saja memerlukan proses berpikir, yakni berpikir kritis.
Saya teringat akan kata-kata Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma, "Hendaklah kamu menjadi berubah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat menguji dan memahami apa yang baik dan berkenan kepada Allah, apa yang sempurna." (Roma 12:1-2).
Dalam hal ini, setiap orang yang dihadapkan pada soal pilihan ganda pasti akan dibawa kepada suasana hening untuk membuat pertimbangan antara yang benar dan yang salah.
Dari situ, terlihat bahwa soal pilihan ganda melibatkan proses yang unik, yaitu discernment (penilaian).
Bayangkan jika generasi muda bangsa kita tidak dapat membuat pilihan antara yang baik dan yang benar, apa yang akan terjadi dan apa yang dapat diharapkan?
Mungkin saja korupsi akan dianggap sebagai hal yang baik, karena seseorang tidak mampu membedakan mana uang yang seharusnya menjadi haknya dan mana yang seharusnya untuk kepentingan umum.
Kendalanya mungkin saja adalah bahwa model soal pilihan ganda belum cukup mempertimbangkan betapa pentingnya proses discernment dalam pendidikan.
Seseorang yang tidak memiliki kemampuan discernment akan kesulitan dalam mengambil keputusan, dan jika seseorang tidak mampu mengambil keputusan, maka ia akan dilanda kebingungan.
Apa artinya jika seseorang terjebak dalam dilema yang tak kunjung berakhir?
Dalam hal ini, soal pilihan ganda tidak selalu buruk, tetapi peserta ujian perlu diberikan pemahaman yang baik mengenai soal pilihan ganda.
2. Peserta dibawa kepada fase pertimbangan dan analisis
Bangsa ini membutuhkan anak bangsa yang tidak hanya kritis dan cermat dalam menganalisis, tetapi juga tegas dalam mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan yang matang dan akurat.
Soal pilihan ganda bagi saya tidak begitu saja mudah karena saat saya berhadapan dengan pilihan jawaban yang ada, saya memerlukan beberapa hal ini:
Pertama, penting untuk menjaga ketenangan berpikir. Saya percaya bahwa dalam kondisi batin yang tidak tenang atau cemas, seseorang sulit menentukan jawaban yang benar.
Kedua, analisis tidak hanya terbatas pada satu alternatif jawaban yang saya anggap benar, melainkan saya juga harus mempertimbangkan jawaban lain yang mungkin pada awalnya saya abaikan.
Karena dalam ketenangan berpikir, pandangan awal tidak selalu benar, dan ada jawaban lain yang mungkin lebih tepat.
Pengalaman ini, menurut saya, sangat penting sebagai bagian dari proses pembelajaran di berbagai tingkat pendidikan. Namun, saya juga menyadari bahwa hanya dengan cara ini tidaklah cukup.
Fase proses pertimbangan (Überlegungsprozess) tetaplah penting, bersama dengan fase-fase lain dalam pendidikan.
Sisi negatif dari soal pilihan ganda:
1. Peserta atau siswa-siswi mungkin tidak akan serius belajar atau mempersiapkan diri sebelum ujian
Terkadang, hiburan dapat membuat peserta merasa malas dan tidak berpikir secara mendalam, karena mereka merasa bahwa jawaban sudah tersedia.
2. Potensi siswa untuk mencontek jawaban teman sangat besar
Peluang ini menjadi besar karena yang diperlukan hanyalah satu jawaban yang benar tanpa perlu dilengkapi dengan analisis. Melihat jawaban teman terkadang dianggap sebagai peluang saat kesulitan.
3. Potensi siswa mengetahui pola kunci jawaban sangat besar
Salah satu masalah terbesar dari ujian pilihan ganda adalah bahwa siswa dapat mengetahui pola kunci jawaban yang sering kali dibuat oleh guru mereka dengan kode tertentu, seperti pola urutan zigzag: a b c d - d c b a.
Tentu saja, hal ini dapat membuat guru menjadi kurang kreatif dan mengakibatkan siswa hanya mengingat jawaban tanpa pemahaman yang mendalam.
Coba bayangkan berapa banyak siswa yang merasa mendapatkan nilai tinggi tanpa memahami materi.
Dalam hal ini, perubahan model ujian dengan berbagai bentuk seperti pilihan ganda, uraian, dan lisan bisa membantu siswa mengembangkan berbagai kompetensi penting seperti kemampuan dalam discernment dan pengambilan keputusan (soal pilihan ganda), kemampuan dalam menguraikan dan mendeskripsikan pemikiran mereka (model soal ujian uraian), dan kemampuan untuk menyajikan gagasan mereka secara lisan (model ujian lisan).
Saya percaya bahwa ketiga kompetensi ini sangat penting karena mereka berada dalam satu alur logis: jika seseorang mampu menerapkan discernment, maka dia akan mampu membuat keputusan yang baik dan benar.
Jika seseorang memiliki keputusan yang tepat, maka dia dapat menguraikan dan mendeskripsikan sejarah keputusannya dengan baik. Dan jika kemampuan narasi ini baik, maka seseorang hanya perlu kemampuan komunikasi seperti public speaking yang menarik.
Ini adalah pendekatan yang berimbang, di mana setiap kompetensi dikembangkan tanpa mengabaikan yang lainnya.
Salam berbagi, Ino, 21 September 2023.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Evaluasi Soal Pilihan Ganda dan Alternatif Model Ujian"
Penulis : Inosensius I. Sigaze
Sumber : Kompasiana