> >

Evaluasi Soal Pilihan Ganda dan Alternatif Model Ujian

Opini kompasianer | 25 September 2023, 12:49 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.tv

Ilustrasi ujian calon mahasiswa mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Senin (8/5/2023). (Sumber: KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO)

Bangsa ini membutuhkan anak bangsa yang tidak hanya kritis dan cermat dalam menganalisis, tetapi juga tegas dalam mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan yang matang dan akurat.

Soal pilihan ganda bagi saya tidak begitu saja mudah karena saat saya berhadapan dengan pilihan jawaban yang ada, saya memerlukan beberapa hal ini:

Pertama, penting untuk menjaga ketenangan berpikir. Saya percaya bahwa dalam kondisi batin yang tidak tenang atau cemas, seseorang sulit menentukan jawaban yang benar. 

Kedua, analisis tidak hanya terbatas pada satu alternatif jawaban yang saya anggap benar, melainkan saya juga harus mempertimbangkan jawaban lain yang mungkin pada awalnya saya abaikan. 

Karena dalam ketenangan berpikir, pandangan awal tidak selalu benar, dan ada jawaban lain yang mungkin lebih tepat.

Pengalaman ini, menurut saya, sangat penting sebagai bagian dari proses pembelajaran di berbagai tingkat pendidikan. Namun, saya juga menyadari bahwa hanya dengan cara ini tidaklah cukup.

Fase proses pertimbangan (Überlegungsprozess) tetaplah penting, bersama dengan fase-fase lain dalam pendidikan.

Sisi negatif dari soal pilihan ganda:

1. Peserta atau siswa-siswi mungkin tidak akan serius belajar atau mempersiapkan diri sebelum ujian

Terkadang, hiburan dapat membuat peserta merasa malas dan tidak berpikir secara mendalam, karena mereka merasa bahwa jawaban sudah tersedia.

2. Potensi siswa untuk mencontek jawaban teman sangat besar

Peluang ini menjadi besar karena yang diperlukan hanyalah satu jawaban yang benar tanpa perlu dilengkapi dengan analisis. Melihat jawaban teman terkadang dianggap sebagai peluang saat kesulitan.

3. Potensi siswa mengetahui pola kunci jawaban sangat besar

Salah satu masalah terbesar dari ujian pilihan ganda adalah bahwa siswa dapat mengetahui pola kunci jawaban yang sering kali dibuat oleh guru mereka dengan kode tertentu, seperti pola urutan zigzag: a b c d - d c b a.

Tentu saja, hal ini dapat membuat guru menjadi kurang kreatif dan mengakibatkan siswa hanya mengingat jawaban tanpa pemahaman yang mendalam.

Coba bayangkan berapa banyak siswa yang merasa mendapatkan nilai tinggi tanpa memahami materi. 

Dalam hal ini, perubahan model ujian dengan berbagai bentuk seperti pilihan ganda, uraian, dan lisan bisa membantu siswa mengembangkan berbagai kompetensi penting seperti kemampuan dalam discernment dan pengambilan keputusan (soal pilihan ganda), kemampuan dalam menguraikan dan mendeskripsikan pemikiran mereka (model soal ujian uraian), dan kemampuan untuk menyajikan gagasan mereka secara lisan (model ujian lisan).

Saya percaya bahwa ketiga kompetensi ini sangat penting karena mereka berada dalam satu alur logis: jika seseorang mampu menerapkan discernment, maka dia akan mampu membuat keputusan yang baik dan benar. 

Jika seseorang memiliki keputusan yang tepat, maka dia dapat menguraikan dan mendeskripsikan sejarah keputusannya dengan baik. Dan jika kemampuan narasi ini baik, maka seseorang hanya perlu kemampuan komunikasi seperti public speaking yang menarik.

Ini adalah pendekatan yang berimbang, di mana setiap kompetensi dikembangkan tanpa mengabaikan yang lainnya.

Salam berbagi, Ino, 21 September 2023.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Evaluasi Soal Pilihan Ganda dan Alternatif Model Ujian"

Penulis : Inosensius I. Sigaze

Sumber : Kompasiana


TERBARU