> >

Utusan Vatikan Pimpin Misa di Gaza Jelang Natal: Perang Akan Usai dan Kita Akan Membangun Kembali

Kompas dunia | 24 Desember 2024, 14:02 WIB
Warga Palestina memeriksa reruntuhan sebuah Gereja Ortodoks Yunani yang hancur akibat serangan udara Israel di Kota Gaza, Jalur Gaza, Jumat (20/10/2023). (Sumber: AP Photo/Abed Khaled)

 

GAZA, KOMPAS.TV - Utusan Vatikan, Kardinal Pierbattista Pizzaballa, memimpin misa jelang Natal di Gereja Keluarga Kudus, Kota Gaza, Jalur Gaza, Senin (23/12/2024).

Kardinal Pizzaballa mengunjungi Palestina yang diserang Israel jelang peringatan Natal pada 25 Desember besok.

Kunjungannya ke Gaza pun dilakukan usai Paus Fransiskus mengkritik tindakan Israel di Gaza.

Paus Fransiskus menyerukan gencatan senjata dan menyebut aksi Israel bukan perang, tetapi "kekejaman."

Baca Juga: Direktur Rumah Sakit Gaza Minta Pertolongan Dunia, Dikepung Israel dengan Robot Pengebom

Di Gereja Keluarga Kudus, Kardinal Pizzaballa berseru kepada jemaat yang berkumpul bahwa perang Israel di Gaza akan usai. Dia meminta penduduk Gaza tidak takut dalam perayaan Natal.

"Saya ingin menyampaikan kepada Anda sekalian, kepada seluruh dunia, tidak hanya dunia Kristen, bahwa seluruh dunia bersama Anda. Perang akan usai dan kita akan membangun kembali," kata Kardinal Pizzaballa, dikutip Al Jazeera.

Masyarakat Gaza terpaksa merayakan Natal dalam situasi memprihatinkan selama dua tahun beruntun. Tidak ada perayaan karena serangan Israel membuat sebagian besar Gaza menjadi reruntuhan dan membunuh lebih dari 46.000 jiwa.

Militer Israel pun turut menyerang gereja-gereja di Gaza, termasuk Gereja Santo Porfirius yang menampung 500 pengungsi pada Oktober 2023 silam.

Serangan tersebut membunuh tiga anak Ramez Al-Souri, seorang jemaat Kristen di Gaza. Ramez kehilangan 13 anggota keluarga dalam serangan itu.

"Hanya satu dari kami yang selamat, saya meninggalkan ruangan itu beberapa menit sebelum serangan. Sayangnya tidak ada yang selamat. Ketiga anak saya terbunuh," katanya.

Ramez tidak merayakan Natal selama dua tahun berturut-turut akibat serangan Israel. Baginya, Natal 2024 berlangsung "mengerikan" karena Israel terus meluncurkan serangan.

Dia menyebut keluarganya dulu sering kali bepergian ke Bethlehem, Tepi Barat, wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak 1967, saat Natal. Bethlehem diyakini menjadi tempat kelahiran Yesus Kristus.

Menurutnya, selama penderitaan bangsa Palestina masih berlangsung, tidak akan ada perayaan Natal di Jalur Gaza.

"Kesedihan dan kemarahan untuk anak-anak kami, dan kerinduan kami untuk anak-anak kami masih ada. Kami tidak akan merayakan atau membuat pesta besar, karena kami tidak terpisahkan dari bangsa Palestina," kata Ramez.

Baca Juga: Natal Sepi di Kota Kelahiran Yesus, Wali Kota Bethlehem: Rakyat Palestina Masih Menderita

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Al Jazeera


TERBARU