Update Gempa Vanuatu: Air Bersih Langka, Pencarian Korban yang Tertimbun Puing Berlanjut
Kompas dunia | 18 Desember 2024, 20:03 WIBPORT VILA, KOMPAS.TV - Port Vila, ibu kota Vanuatu, tidak memiliki persediaan air bersih setelah waduk yang mereka miliki hancur akibat gempa bumi dengan magnitudo 7,3 mengguncang pada Selasa (17/12/2024).
Tim penyelamat masih berusaha mencari korban yang tertimbun puing bangunan.
Kantor penanggulangan bencana pemerintah Vanuatu mengatakan 14 kematian telah dikonfirmasi pada Rabu (18/12/2024). Namun beberapa jam kemudian, mereka mengatakan terdapat sembilan jenazah yang sudah diverifikasi oleh rumah sakit utama.
Jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat, karena masih banyak orang yang masih terjebak di bawah bangunan yang runtuh. Selain itu, sekitar 200 orang dirawat karena luka-luka.
Dua dari korban tewas merupakan warga negara China. Informasi ini dikonfirmasi Gu Zihua, pejabat di Kedutaan Besar China di Vanuatu.
Baca Juga: Update Gempa Vanuatu: Komunikasi Masih Terputus, Australia dan Selandia Kirimkan Bantuan
Upaya penyelamatan dimulai di gedung-gedung yang rata dengan tanah setelah gempa melanda pada Selasa sore waktu setempat.
Puluhan orang bekerja di tengah debu dan panas dengan keterbatasan persediaan air, untuk mencari mereka yang berteriak minta tolong dari dalam puing-puing bangunan.
Beberapa korban selamat lainnya dievakuasi dari reruntuhan bangunan di pusat kota Port Vila, yang juga merupakan kota terbesar di negara itu. Sementara korban yang lain masih terjebak dan beberapa orang ditemukan tewas.
Putusnya saluran telekomunikasi membuat orang-orang berjuang untuk memastikan keselamatan kerabat mereka.
Beberapa penyedia jasa telekomunikasi mulai membangun kembali layanan telepon, tetapi koneksinya tidak merata.
Layanan internet belum dapat dipulihkan, karena kabel bawah laut yang memasok internet sudah rusak.
Gempa bumi terjadi pada kedalaman 57 kilometer dan berpusat 30 kilometer di sebelah barat ibu kota Vanuatu.
Peringatan tsunami kemudian dicabut kurang dari dua jam setelah gempa, tetapi puluhan gempa susulan besar terus mengguncang negara itu.
Kepala Federasi Palang Merah Internasional untuk Asia-Pasifik, Katie Greenwood, mengatakan belum diketahui secara pasti berapa jumlah korban tewas dan jumlah orang yang hilang.
"Kami memiliki informasi yang datang dari orang-orang di lokasi pencarian dan penyelamatan. Sayangnya, kami cukup yakin bahwa jumlah itu akan meningkat," katanya, seperti dikutip dari The Associated Press.
Fasilitas medis utama di Port Vila, Rumah Sakit Pusat Vila, saat ini dalam kondisi rusak parah dan pasien dipindahkan ke kamp militer.
Port Vila Krisis Air Bersih
Listrik masih padam di sebagian besar Port Vila. Kekhawatiran terbesar yang juga muncul adalah kurangnya air bersih.
“Dua waduk besar yang melayani ibu kota hancur total,” kata Kantor Manajemen Bencana Nasional.
Baca Juga: Kemlu: Tidak Ada WNI Jadi Korban Gempa Magnitudo 7,3 di Vanuatu
Seorang warga bernama Milroy Cainton mengatakan orang-orang ikut antre panjang untuk membeli air di toko-toko. Tetapi hanya dapat membeli dua atau empat botol dalam satu waktu.
"Orang-orang tidak benar-benar khawatir tentang listrik, mereka hanya khawatir tentang air," katanya.
“UNICEF mencatat peningkatan diare di antara anak-anak, tanda bahwa mereka mulai minum air yang tercemar,” kata kepala kantor UNICEF Vanuatu, Eric Durpaire.
Para pejabat mengimbau penduduk yang tinggal di daerah-daerah yang pasokan airnya telah pulih untuk merebus air mentah agar bisa diminum.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : The Associated Press