Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata 30 Hari dari Mesir, Bahas Mekanisme Pertukaran Tawanan
Kompas dunia | 10 Desember 2024, 14:12 WIBBaca Juga: Hamas-Fatah Kembali Bersatu, Siapkan Komite untuk Pimpin Gaza Usai Perang
Hamas dikabarkan mengajukan sejumlah amandemen terhadap usulan Mesir, meski belum ada keterangan resmi terkait detail perubahan tersebut.
Selain itu, Turki juga dilaporkan tengah mengadakan pembicaraan dengan pihak AS dan Israel mengenai rencana relokasi pejabat senior Hamas dari Gaza ke Turki.
Israel bahkan memberikan jaminan tidak akan mengejar para pejabat tersebut jika mereka setuju untuk hidup dalam pengasingan.
Meski demikian, Hamas sebelumnya telah menolak tawaran serupa dari Israel untuk keluar dari Gaza dengan jaminan keselamatan.
Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Jassim menggarisbawahi pentingnya tekanan pada kedua belah pihak untuk menghentikan konflik.
Dalam forum dialog politik Doha, ia menyatakan optimisme bahwa momentum baru muncul untuk mencapai kesepakatan pasca-terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS.
“Kami melihat adanya dorongan dari pemerintahan mendatang untuk segera mencapai kesepakatan, bahkan sebelum presiden baru dilantik,” kata Sheikh Mohammed.
Ia menambahkan, harapan besar ditujukan pada keterlibatan semua pihak untuk berunding secara baik demi mengakhiri pertumpahan darah di Gaza.
Dengan kesepakatan awal dari Hamas ini, peluang untuk gencatan senjata yang lebih panjang dan penghentian kekerasan di Gaza semakin terbuka.
Namun, keberhasilan rencana tersebut masih bergantung pada komitmen kedua pihak untuk bernegosiasi secara konstruktif.
Baca Juga: Donald Trump Tuntut Hamas Bebaskan Sandera, Ancam Bertindak Tegas di Timur Tengah
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Deni-Muliya
Sumber : The National