> >

Penyidik Panggil Wapres Filipina karena Mengancam Akan Membunuh Presiden

Kompas dunia | 26 November 2024, 19:46 WIB
FILE - Wakil Presiden terpilih Filipina Sara Duterte, putri dari presiden populis Filipina yang akan lengser, menyampaikan pidatonya saat upacara pengambilan sumpah di kampung halamannya di kota Davao, Filipina selatan, pada 19 Juni 2022. (Sumber: AP Photo/Manman Dejeto)

MANILA, KOMPAS.TV — Pihak berwenang Filipina menyerahkan panggilan pengadilan ke kantor Wakil Presiden Sara Duterte pada Selasa (26/11/2024). Penyidik mengundangnya untuk menjawab pertanyaan setelah ia secara terbuka mengancam akan membunuh presiden, istrinya, dan ketua parlemen, jika ia terbunuh.

Presiden Ferdinand Marcos Jr. pada hari Senin menggambarkan ancamannya sebagai rencana kriminal dan berjanji untuk melawannya serta menegakkan supremasi hukum di negara tersebut. Presiden dan Wakil Presiden Filipina diketahui sudah tidak sejalan dan tengah bertikai.

Kepolisian nasional dan militer menyatakan kekhawatirannya dan segera meningkatkan keamanan untuk Presiden Marcos. Penasihat Keamanan Nasional Eduardo Ano mengatakan ancaman tersebut merupakan masalah keamanan nasional.

Baca Juga: Fakta dan Alasan di Balik Wapres Filipina Ancam Bunuh Presiden dan Istri Hingga Ketua DPR

Seperti dikutip dari The Associated Press, Duterte yang berusia 46 tahun memiliki latar belakang sebagai seorang pengacara. Ia mengatakan bahwa pernyataannya bukanlah ancaman yang sebenarnya, tetapi merupakan ekspresi kekhawatiran atas keselamatannya sendiri karena bahaya yang tengah dihadapinya. Namun dia tidak menyebutkan lebih lanjut tentang ancaman keselamatan yang dia alami. 

Panggilan pengadilan memerintahkan Duterte untuk hadir di hadapan Biro Investigasi Nasional pada hari Jumat untuk menjelaskan tentang dugaan ancaman serius.

Duterte mengatakan pada hari Senin bahwa dia bersedia menghadapi penyelidikan tetapi menuntut pemerintahan Marcos juga menanggapi pertanyaannya, termasuk dugaan penyimpangan dalam pemerintahan.

Berdasarkan hukum Filipina, pernyataan publik tersebut dapat merupakan kejahatan berupa ancaman untuk melakukan kesalahan pada seseorang atau keluarganya dan dapat dihukum dengan hukuman penjara dan denda.

Marcos mencalonkan diri bersama Duterte sebagai calon wakil presidennya dalam pemilihan umum tahun 2022 dan keduanya menang telak dalam kampanye yang menyerukan persatuan nasional. Di Filipina, kedua posisi tersebut dipilih secara terpisah.

Baca Juga: Pernyataan Presiden Filipina Marcos usai Terima Ancaman Pembunuhan dari Wapres Sara Duterte

Penulis : Tussie Ayu Editor : Desy-Afrianti

Sumber : The Associated Press


TERBARU