> >

Kabut Asap Tebal Menyelimuti Kota-Kota di Asia Selatan dan Tenggara

Kompas dunia | 14 November 2024, 23:05 WIB
Merpati beristirahat di tiang lampu lalu lintas yang dikelilingi lapisan kabut asap tebal di New Delhi, India, Kamis, 14 November 2024. (Sumber: AP Photo/Manish Swarup)

NEW DELHI, KOMPAS.TV — Kabut asap tebal menyelimuti New Delhi dan kota-kota lain di Asia Selatan dan Tenggara saat tingkat polusi udara meningkat pada Kamis (14/11/2024).

Polusi udara di wilayah tersebut memburuk terutama di musim dingin ketika pembakaran sisa tanaman di daerah pertanian bertepatan dengan suhu yang lebih dingin yang memerangkap asap. 

Asap tersebut tertiup ke kota-kota yang padat penduduk dan emisi kendaraan bermotor semakin menambah polusi. Emisi dari industri tanpa pengendalian polusi dan penggunaan batu bara untuk menghasilkan listrik juga terkait dengan buruknya kualitas udara di daerah perkotaan.

Beberapa penelitian memperkirakan lebih dari satu juta orang India meninggal setiap tahun akibat penyakit yang berhubungan dengan polusi udara.

Baca Juga: Polusi Tertinggi di Dunia: Ribuan Orang Sakit di Kota Lahore, Pakistan

Kualitas udara New Delhi masuk ke dalam kategori parah, menurut SAFAR, badan pemantau lingkungan utama India. Badan ini mengukur partikel di udara yang dapat masuk ke paru-paru.

Seperti dikutip dari The Associated Press, di banyak wilayah kota, tingkat polusi yang terjadi 50 kali lebih tinggi dari batas aman yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Prakiraan cuaca memperingatkan kualitas udara akan memburuk sebelum datangnya angin dingin minggu depan yang dapat menghilangkan kabut asap.

Di Lahore, Pakistan, yang berbatasan dengan India, indeks kualitas udara sudah dianggap berbahaya, menurut kelompok Swiss IQAir yang melacak kualitas udara global.

Sementara itu menurut IQAir, tingkat kualitas udara di Hanoi, Vietnam, sudah mencapai tahap tidak sehat.
Menurut Wakil Kepala Divisi Manajemen Kualitas Lingkungan di Departemen Pengendalian Polusi Vietnam, Nguyen Hoang Anh, ada beberapa sektor yang menjadi biang keladi udara buruk di Hanoi. Sektor-sektor tersebut adalah transportasi, industri, dan konstruksi.

Baca Juga: Suswono Ungkap Strategi Atasi Polusi di Jakarta, Tanam 3 Juta Pohon hingga Buat Industri Kreatif

Hanoi memiliki sekitar 1 juta mobil dan hampir 7 juta sepeda motor. Banyak kendaraan di Hanoi yang sudah tua dan tidak memenuhi standar emisi. Proyek konstruksi juga tidak menghentikan debu keluar, dan pabrik-pabrik menggunakan bahan bakar fosil untuk listrik, yang berkontribusi terhadap kabut asap kota.

Selain itu, kualitas udara Bangkok juga mencapai tahap tidak sehat menurut kelompok IQAir. Departemen Meteorologi Thailand mengatakan tingkat ventilasi udara buruk dan lapisan inversi atmosfer menyebabkan partikel di udara terakumulasi.

 

Penulis : Tussie Ayu Editor : Vyara-Lestari

Sumber : The Associated Press


TERBARU