> >

Warga Palestina dan Lebanon Soal Pilpres AS: Trump Sumber Bencana, Demokrat Jualan Omong Kosong

Kompas dunia | 5 November 2024, 16:52 WIB
Bom yang diluncurkan dari jet tempur Israel tertangkap kamera sebelum menghantam sebuah bangunan di Ghobeiri, Beirut, Lebanon, 22 Oktober 2024. (Sumber: Bilal Hussein/Associated Press)

Khaled Omran mengaku akan golput jika menjadi warga AS yang memiliki hak pilih. Pasalnya, menurutnya Washington tetap akan mendukung penuh Israel, siapa pun yang terpilih.

"Apabila saya punya hak pilih, saya tidak akan memilih siapa pun. Pilihannya antara buruk dan sangat buruk. Apa pun hasilnya, Presiden (AS) selanjutnya akan mendukung Israel," kata Khaled Omran.

Baca Juga: Dunia Kecam Langkah Tel Aviv Larang UNRWA, Otoritas Palestina: Israel Sudah Jadi Negara Fasis

Sementara itu, bagi Joy Slim yang tinggal di Beirut, Lebanon, kebijakan AS di bawah rezim Demokrat ataupun Republikan tidak pernah mengutungkan masyarakat Timur Tengah. 

Sebelum Israel menyerang, Joy Slim mengaku lebih memilih kepemimpinan Demokrat daripada Republikan. Namun, setelah menyaksikan dukungan Biden untuk perang brutal Israel, Slim menilai akan lebih baik bagi Timur Tengah jika Trump menang.

"Tentu dia (Trump) mungkin akan melarang aborsi yang mana bagi saya, sebagai seorang perempuan, sangat mengganggu. Namun, dia mewakili harapan untuk menghentikan perang (di Palestina dan Lebanon)," kata Joy Slim.

"Dia mungkin akan menarik dukungan penuh AS untuk Israel dan saya pikir dia akan lebih bersikap sebagai pebisnis, ingin menghemat uang (AS)."

Dukungan tanpa syarat pemerintahan Joe Biden membuat Israel dapat melangsungkan perang brutal di Palestina dan Lebanon sejak Oktober 2023 lalu. Militer Israel terus menggempur Jalur Gaza dan meningkatkan serangan ke Lebanon kendati dikecam komunitas internasional.

Di Gaza, perang Israel sejak Oktober 2023 telah membunuh lebih dari 43.374 jiwa dan 102.261 terluka. Korban jiwa diperkirakan jauh lebih banyak karena puluhan ribu korban diperkirakan tertimbun reruntuhan.

Pada periode yang sama, operasi militer Israel dan kekerasan pemukim Yahudi di Tepi Barat telah membunuh setidaknya 767 orang dan menimbulkan 6.250 korban luka.

Di Lebanon, korban jiwa pun terus berjatuhan sejak Israel meningkatkan intensitas serangan pada akhir September lalu. Dalam kurun 13 bulan terakhir, Kementerian Kesehatan Lebanon mencatat 3.002 jiwa terbunuh dan 13.492 terluka akibat serangan Israel.

Baca Juga: Kisah Tragis di Gaza, Petugas Penyelamat Tak Sadar Bawa Jasad Ibunya Sendiri Saat Serangan Israel

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU