> >

Pilpres AS: Harris dan Trump Berjuang Perebutkan Suara di Pennsylvania pada Hari Terakhir Kampanye

Kompas dunia | 5 November 2024, 08:40 WIB
Calon presiden dari Partai Republik, mantan Presiden Donald Trump, kiri, berpidato di sebuah rapat umum kampanye di Madison Square Garden, 27 Oktober 2024, di New York, dan calon presiden dari Partai Demokrat, Wakil Presiden Kamala Harris, kanan, berpidato di acara kampanye di Ellipse dekat Gedung Putih di Washington, 29 Oktober 2024. (Sumber: AP Photo)

Wilayah tenggara Pennsylvania dihuni oleh ribuan warga keturunan Latin, termasuk banyak orang Puerto Rico. 

Harris mendapat sambutan meriah saat mengunjungi restoran Puerto Rico di Reading, di mana ia disambut dengan nyanyian "Sí se puede" dari para pendukungnya. 

Harris, yang didampingi anggota kongres progresif Alexandria Ocasio-Cortez, menekankan komitmennya untuk masyarakat Puerto Rico dan menyatakan dirinya sebagai presiden untuk semua warga Amerika.

Dalam pidato di Reading, Harris menyampaikan kebanggaannya akan komitmennya terhadap Puerto Rico. 

"Saya berdiri di sini dengan bangga atas dedikasi saya untuk Puerto Rico dan rakyatnya," ujarnya.

Baca Juga: Dekat Hari Pemilihan, Kamala Harris dan Donald Trump Berusaha Menangkan Suara Komunitas Arab-Amerika

Pertarungan Simbolis untuk Masa Depan Amerika

Harris dan Trump masing-masing mewakili visi yang berbeda tentang masa depan Amerika.

Harris, yang berusia 60 tahun, menawarkan perubahan generasi dari kandidat yang lebih senior seperti Biden dan Trump, yang masing-masing berusia 81 dan 78 tahun. 

Harris juga berhasil mengumpulkan koalisi luas yang terdiri dari politisi progresif seperti Ocasio-Cortez hingga mantan Wakil Presiden Republik, Dick Cheney.

Dalam beberapa minggu terakhir, Harris mulai jarang menyebut nama Trump secara langsung.

Menurut ketua tim kampanyenya, Jen O'Malley Dillon, strategi ini bertujuan untuk menonjolkan harapan dan optimisme yang diinginkan pemilih dari pemimpin mereka.

Di antara pendukung kedua kandidat, antusiasme terlihat menguat meski penuh dengan perbedaan pandangan. 

Ron Kessler, seorang veteran Angkatan Udara yang sebelumnya memilih Republik, menyatakan bahwa kini ia melihat pentingnya memberikan suara untuk menjaga demokrasi. 

"Saya percaya pentingnya suara saya, bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk demokrasi dan negara ini," ujar Kessler. 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associated Press


TERBARU