> >

Mobil Listrik Murah China Ancam Pasar, Uni Eropa dan AS Keluarkan Kebijakan Tarif Bea Masuk

Kompas dunia | 31 Oktober 2024, 04:15 WIB
Mobil listrik BAIC tipe X-55 II buatan China. Uni Eropa (UE) telah menetapkan tarif bea masuk lebih tinggi untuk mobil listrik (EV) impor dari China, sebagai respons terhadap ketegangan perdagangan dan tuduhan subsidi pemerintah China untuk produk teknologi hijau. (Sumber: Kompas.com/Aditya Wisnu)

FRANKFURT, KOMPAS.TV — Uni Eropa atau UE baru saja menetapkan tarif bea masuk lebih tinggi untuk mobil listrik atau EV (Electric Vehicle) yang diimpor dari China. Langkah ini muncul sebagai bagian dari ketegangan perdagangan yang lebih besar antara UE dan China terkait tuduhan Barat soal subsidi pemerintah China untuk produk teknologi hijau.

Tarif ini awalnya diberlakukan sementara sejak Juli, dan kini resmi ditetapkan setelah negosiasi antara UE dan China gagal mencapai kesepakatan. Namun, UE berencana untuk terus bernegosiasi dan bisa mencabut tarif jika kesepakatan tercapai, seperti laporan Associated Press, Rabu (30/10/2024).

Langkah UE dalam Tarif Mobil Listrik China

Uni Eropa, melalui Komisi Eropa, melakukan investigasi selama delapan bulan dan mengeklaim bahwa produsen mobil listrik di China menerima bantuan besar-besaran dari pemerintah. Ini memungkinkan mereka menjual produk dengan harga lebih rendah, menguasai pasar, dan mengancam lapangan kerja di Eropa.

Besaran tarif bervariasi tergantung produsen: 17% untuk BYD, 18,8% untuk Geely, dan 35,3% untuk perusahaan milik negara SAIC. Produsen EV lain di China, termasuk Volkswagen dan BMW, akan dikenai tarif 20,7%, sementara Tesla dikenakan tarif khusus sebesar 7,8%. Tarif ini akan berlaku selama lima tahun, kecuali ada solusi damai yang dicapai.

Baca Juga: Elon Musk Sebut China Jadi Pesaing Terbesar Tesla di Sektor Pembuatan Mobil Listrik

BMW menginvestasikan dana sebesar 600 juta pound atau sekitar Rp11,5 triliun untuk memproduksi mobil Mini menjadi mobil listrik. (Sumber: Antara )

Alasan Uni Eropa Menerapkan Kebijakan Tarif

Dalam tiga tahun terakhir, mobil listrik buatan China melonjak dari menguasai 3,9% pasar di Eropa pada 2020 menjadi 25% pada September 2023. Komisi Eropa menyebut pertumbuhan ini dipicu oleh subsidi yang diberikan China, mulai dari ketersediaan lahan murah, harga lithium yang ditekan, hingga pembiayaan bunga rendah.

Peningkatan pangsa pasar ini memicu kekhawatiran UE. Jika dominasi ini berlanjut, hal itu bisa merugikan industri hijau lokal dan mempengaruhi lebih dari 10 juta pekerjaan yang terkait secara langsung atau tidak langsung dengan produksi kendaraan listrik.

Uni Eropa pernah mengalami hal serupa dengan produk panel surya China yang menghancurkan industri lokal Eropa. Pengalaman ini membuat Eropa enggan melihat hal yang sama terulang pada industri otomotif.

Uniknya, Komisi Eropa bertindak tanpa tekanan dari industri otomotif Eropa. Faktanya, industri otomotif Jerman yang menjadi rumah bagi BMW, Volkswagen, dan Mercedes-Benz, justru menentang tarif ini karena sebagian besar mobil yang terkena tarif adalah buatan perusahaan Eropa yang diproduksi di China. Kekhawatiran lain adalah pembalasan dari China terhadap produk otomotif Eropa.

Baca Juga: Kebijakan Ekonomi China: Peluang Munculnya Stimulus dan Tantangan Pemulihan Ekonomi

Xiaomi dikabarkan tengah bersiap memproduksi mobil listrik secara massal pada 2024. Pabrik mobil listrik Xiaomi di Beijing bisa produksi 300.000 mobil per tahun. (Sumber: xiamiui.net)

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU