> >

Netanyahu Tolak Usulan Gencatan Senjata Mesir di Gaza, Walau Kabinetnya Setuju

Kompas dunia | 28 Oktober 2024, 13:44 WIB
PM Israel Benjamin Netanyahu menolak inisiatif gencatan senjata yang diajukan oleh Mesir pada Minggu, 27 Oktober 2024. Usulan ini bertujuan untuk menghentikan pertempuran di Gaza dan membuka jalan menuju perdamaian yang lebih berkelanjutan. (Sumber: AP Photo)

YERUSALEM, KOMPAS TV — Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak inisiatif gencatan senjata yang diajukan oleh Mesir pada Minggu, 27 Oktober 2024.

Usulan ini bertujuan untuk menghentikan pertempuran di Gaza dan membuka jalan menuju perdamaian yang lebih berkelanjutan.

Walau sebagian besar menteri Israel mendukung usulan Mesir, Tel Aviv tetap menolak karena Netanyahu menegaskan "negosiasi hanya akan terjadi dalam kondisi perang," menurut laporan Channel 12 Israel. Saluran tersebut juga melaporkan bahwa beberapa pihak di institusi keamanan Israel mendukung usulan tersebut.

Pihak Israel memperkirakan sekitar 101 warganya masih ditahan oleh kelompok Hamas di Gaza. Kekhawatiran semakin besar bahwa sebagian dari mereka mungkin menjadi korban dalam serangan udara Israel yang terus berlangsung di wilayah padat penduduk itu.

Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi mengumumkan proposal tersebut, yang menurut media Israel mencakup gencatan senjata selama dua hari untuk pertukaran empat sandera (Israel) dengan beberapa tahanan (Palestina). Selanjutnya, negosiasi akan berlangsung selama sepuluh hari untuk mengubah gencatan senjata menjadi perjanjian damai permanen. 

"Kami mengusulkan gencatan senjata di Jalur Gaza selama dua hari untuk menukar empat sandera dengan beberapa tahanan Palestina, dan kemudian negosiasi akan dilakukan untuk menjadikan gencatan senjata ini sebagai gencatan senjata permanen," ujar al-Sisi dalam konferensi pers bersama Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune di Kairo hari Minggu.

Al-Sisi juga menekankan bahwa proposal tersebut termasuk pelepasan beberapa tahanan Palestina dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza yang dikepung. 

Tujuannya adalah untuk "mendorong situasi ke depan," tambahnya, seraya menyatakan bahwa negosiasi akan dilanjutkan untuk memastikan gencatan senjata permanen.

Baca Juga: Mesir Usul Gencatan Senjata Israel-Hamas Dua Hari untuk Bebaskan Sandera, Serangan Terus Berlanjut

Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi pada Minggu, 27 Oktober 2024, mengumumkan bahwa Mesir telah mengusulkan gencatan senjata dua hari antara Israel dan Hamas.  (Sumber: Anadolu)

Upaya dari Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar untuk mengupayakan gencatan senjata serta pertukaran tahanan sejauh ini menemui jalan buntu, dengan Netanyahu tetap menolak mempertimbangkan penghentian konflik.

Mesir sebelumnya mengusulkan gencatan senjata dua hari antara Israel dan Hamas, yang juga melibatkan pembebasan empat sandera Israel di Gaza. Negosiasi yang bertujuan untuk mencapai gencatan senjata yang lebih panjang telah berulang kali terhenti. 

Hamas menuntut agar pasukan Israel keluar dari Gaza sebagai prasyarat, namun Netanyahu menegaskan bahwa pasukan Israel akan tetap berada di sana hingga Hamas dapat dihancurkan sepenuhnya. Hingga saat ini, belum ada gencatan senjata sejak jeda pertempuran selama sepekan di bulan November tahun lalu.

Kepala Mossad Israel bertolak ke Doha hari Minggu untuk pertemuan dengan perdana menteri Qatar dan kepala CIA sebagai bagian dari upaya terbaru menghentikan pertempuran dan meredakan ketegangan regional yang meningkat sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan.

Dalam acara peringatan untuk serangan 7 Oktober, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan “tidak semua tujuan dapat dicapai hanya dengan operasi militer,” serta menambahkan bahwa “kompromi yang menyakitkan akan diperlukan” untuk mengembalikan para sandera.

Di acara yang sama, para pengunjuk rasa menginterupsi pidato Netanyahu dengan meneriakkan “Memalukan! .” Banyak warga Israel menyalahkan Netanyahu atas kegagalan keamanan yang mengarah pada serangan tersebut, serta kecewa karena para sandera belum dapat dipulangkan.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Channel 12 Israel / Anadolu


TERBARU