> >

Organisasi HAM Sebut Israel Pakai Robot Bom Bunuh Diri di Gaza: Pelanggaran Hukum Internasional

Kompas dunia | 15 Oktober 2024, 18:10 WIB
Reruntuhan bekas kompleks bangunan di Khan Yunis, selatan Jalur Gaza, hasil serangan udara dan serangan darat pasukan Israel. Foto diambil pada 13 September 2024. (Sumber: Abdel Kareem Hana/Associated Press)

GAZA, KOMPAS.TV - Organisasi hak asasi manusia yang berbasis di Swiss, Euro-Mediterranean Human Rights Monitor melaporkan, militer Israel menggunakan robot-robot pengebom bunuh diri selama operasi militer di Jalur Gaza.

Penggunaan robot ini dinilai melanggar hukum internasional karena tidak membedakan target militer dan sipil.

Euro-Med mengaku mengambil kesimpulan tersebut usai mendapatkan berbagai testimoni dari penduduk Gaza. Robot-robot bom bunuh diri Israel dilaporkan bisa diledakkan dengan kendali jarak jauh.

Baca Juga: Netanyahu Lapor Biden, Pastikan Israel Tak Serang Infrastruktur Minyak dan Fasilitas Nuklir Iran

"Penggunaan robot beranjau oleh Israel dilarang hukum internasional karena robot-robot ini termasuk senjata yang tidak pandang bulu dan tidak bisa diarahkan ke target militer atau target yang terbatas," demikian pernyataan Euro-Med, seperti dilansir TRT WORLD, Senin (14/10/2024).

"Karena sifat tersebut, mereka menyerang warga sipil secara langsung, atau menyerang target militer, warga sipil, atau properti sipil secara tidak pandang bulu."

"Demikian, benda itu adalah senjata ilegal menurut hukum internasional dan penggunaan senjata itu di daerah permukiman adalah kejahatan terhadap kemanusiaan."

Euro-Med menyebut militer Israel mulai menerjunkan robot-robot pengebom mulai Mei 2024 lalu saat menyerang kamp pengungsi Jabaliya di utara Gaza. Penggunaan robot bom bunuh diri ini pun kemudian diperluas.

Laporan mengenai robot bom bunuh diri ini dirilis ketika militer Israel tengah mengepung wilayah utara Gaza sejak 6 Oktober 2024 lalu. Militer Israel dilaporkan meluncurkan operasi penghancuran di utara Gaza.

Sekitar 400.000 penduduk Palestina dilaporkan terjebak operasi militer Israel di Jalur Gaza. Ratusan ribu penduduk itu terancam kelaparan dan pengeboman karena pasukan Israel tidak membolehkan bantuan atau petugas medis masuk.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV, TRT World


TERBARU