> >

Respons Rusia usai Tentara Korea Utara Diklaim Bantu Pasukan Putin di Ukraina: Itu Berita Palsu

Kompas dunia | 11 Oktober 2024, 15:32 WIB
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un bertemu Presiden Vladimir Putin di Rusia. (Sumber: Mikhail Metzel, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia merespons kabar yang mengeklaim tentara Korea Utara membantu pasukannya di perang Ukraina.

Kremlin langsung membantah adanya bantuan militer dari negara Kim Jong-un itu kepada pasukan Presiden Vladimir Putin di Ukraina.

“Ini terlihat seperti berita palsu lainnya,” kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov dikutip dari Euronews, Jumat (11/10/2024).

Baca Juga: Arab Saudi dan Negara Teluk Peringatkan AS Tahan Israel Tak Serang Fasilitas Minyak Iran, Kenapa?

Respons itu muncul setelah surat kabar Inggris The Guardian pada Kamis (10/10/2024) melaporkan bahwa pejabat senior Kiev dan Seoul mengatakan tentara dan teknisi militer Korea Utara ke Ukraina.

Mereka dikabarkan dikerahkan untuk membantu Rusia menyerang Ukraina dengan rudal balistik.

Media tersebut juga mengatakan, berdasarkan sumber yang yang meminta anonimitas, tentara Korea Utara yang berperang di Ukraina, beberapa di antaranya telah terbunuh.

Menurut Kantor Berita Korea Selatan Yonhap, Kepala Pertahanan di Seoul mengatakan di awal bulan ini bahwa Korea Utara kemungkinan mengirim anggota pasukan bersenjatanya untuk mendukung Rusia di Ukraina.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un sendiri telah menjadi salah satu sekutu kunci Putin sejak Rusia meluncurkan invasi skala besar ke Ukraina di awal 2022.

Pasukan Rusia malah terkuras habis setelah sebelumnya Putin mengantisipasi kemenangan cepat.

Hal itu terjadi setelah Ukraina melawan dengan persenjataan canggih yang disumbangkan sekutu Barat.

AS mengeklaim ada lebih 16.000 kontainer pengiriman yang berisi amunisi telah dikirim ke Rusia dari Korea Utara.

Pejabat Kepala Pertahanan Jerman mengatakan tujuan dari pengiriman itu tampaknya untuk mempertahankan stok domestik Rusia, sementara senjata yang dibuat dari pabrikan dalam negeri dikirim ke Ukraina.

Korea Utara sendiri dilaporkan tengah menderita masalah ekonomi yang dalam setelah satu dekade sanksi dan kedikatoran, serta keamanan makanan masih menjadi masalah utama.

Baca Juga: NATO Remehkan Ancaman Putin Bakal Pakai Senjata Nuklir, Sebut Aliansi Barat Sangat Kuat

Kim Jong-un sendiri sempat mengunjungi Putin di Rusia pada September lalu.

Kim Jong-un terlihat ikut menginspeksi lokasi peluncuran dan pabrik pembuatan bagian roket.

Putin sendiri pada pertemuan itu mengatakan bahwa Korea Utara tertarik untuk mengembangkan program luar angkasanya.

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Euronews


TERBARU