Pengamat Sebut Israel Semangat Perang Usai Pembunuhan Nasrallah, Invasi ke Lebanon Segera Terjadi?
Kompas dunia | 1 Oktober 2024, 21:56 WIBHasibullah menilai, perang yang berlarut-larut di Lebanon dan terbunuhnya Nasrallah menguntungkan Benjamin Netanyahu sebagai politikus.
Pasalnya, Netanyahu dinilai gagal mencapai target serangan ke Gaza yang diucapkannya sendiri, yakni melenyapkan Hamas dan membunuh pemimpinnya, Yahya Sinwar.
Di lain sisi, Israel disebut memiliki kepentingan strategis untuk mengeliminasi potensi serangan dari luar, khususnya dari Hizbullah dan Hamas.
Tel Aviv dinilai tidak mau peristiwa seperti serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terulang kembali.
"Netanyahu sebelum perang ini terjadi merupakan salah satu tokoh Israel yang bermasalah dengan hukum, terutama terkait tuduhan-tuduhan korupsi dan beberapa upaya Netanyahu untuk melakukan semacam rekayasa hukum dengan melakukan reformasi di bidang pengadilan," kata Hasibullah.
"Dan ketika perang ini dibiarkan berlarut-larut, Netanyahu juga mendapat keuntungan karena dia bisa terus lebih lama menempati posisi perdana menteri Israel," imbuhnya.
Baca Juga: Israel Bunuh Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, Iran: AS Harus Bertanggung Jawab
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV