> >

Biden Sebut Serangan Israel yang Bunuh Pemimpin Hizbullah sebagai Sebuah Keadilan

Kompas dunia | 29 September 2024, 07:05 WIB
Presiden Joe Biden berbicara kepada media setelah turun dari Air Force One di Pangkalan Angkatan Udara Dover di Delaware, Jumat, 27 September 2024 (Sumber: AP Photo)

REHOBOTH BEACH, KOMPAS TV – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut serangan gan udara Israel yang menewaskan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, sebagai “keadilan” atas teror selama empat dekade yang dipimpin Nasrallah, Sabtu (28/9/2024). 

Pernyataan ini disampaikan setelah kelompok Hizbullah di Lebanon mengonfirmasi bahwa Nasrallah, salah satu pendiri kelompok tersebut, tewas dalam serangan udara Israel di Beirut sehari sebelumnya.

Biden menekankan operasi yang menargetkan Nasrallah terjadi dalam konteks konflik yang lebih luas, yang menurut Biden dimulai dengan pembantaian warga Israel oleh Hamas pada 7 Oktober 2023. 

“Nasrallah, sehari setelah itu, membuat keputusan penting untuk bergabung dengan Hamas dan membuka apa yang disebutnya sebagai 'front utara' melawan Israel,” kata Biden dalam pernyataannya.

Biden menyoroti, di bawah kepemimpinan Nasrallah, Hizbullah bertanggung jawab atas kematian ribuan warga AS. 

Kematian Nasrallah dianggap Gedung Putih sebagai pukulan besar bagi Hizbullah, meskipun pemerintahan Biden berhati-hati dalam upayanya mengendalikan perang antara Israel dan Hamas, yang didukung oleh Iran, agar tidak berkembang menjadi konflik regional yang lebih luas.

Baca Juga: Hizbullah Umumkan Pemimpin Mereka Hassan Nasrallah Tewas dalam Serangan Udara Israel

Pada Jumat, segera setelah serangan terjadi, Gedung Putih dan Pentagon cepat-cepat menyatakan Israel tidak memberikan pemberitahuan terlebih dahulu tentang operasi tersebut.

Konfirmasi kematian Hassan Nasrallah datang pada saat para penasihat keamanan nasional utama Biden bekerja di sela-sela Sidang Umum PBB untuk membangun dukungan atas upaya gencatan senjata 21 hari antara Israel dan Hizbullah. 

Mereka berharap upaya tersebut juga bisa menghidupkan kembali upaya yang terhenti untuk mencapai gencatan senjata di Gaza.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dalam pidato di PBB pada Jumat, bersumpah melanjutkan operasi melawan Hizbullah sampai puluhan ribu warga Israel yang terlantar akibat serangan roket dapat kembali ke rumah mereka. Tak lama setelah itu, Israel melakukan serangan yang menewaskan Nasrallah.

Pada Sabtu, Biden menegaskan kembali bahwa dia ingin melihat gencatan senjata baik di Gaza maupun antara Israel dan Hizbullah. 

“Sudah saatnya untuk menyelesaikan perjanjian ini, ancaman terhadap Israel dihilangkan, dan kawasan Timur Tengah yang lebih luas mendapatkan stabilitas yang lebih besar,” kata Biden.

Presiden Iran Masoud Pezeshkian menuduh AS mendukung serangan yang menewaskan Nasrallah dan puluhan orang lainnya. 

"Komunitas dunia tidak akan lupa bahwa perintah serangan teroris ini diberikan dari New York dan Amerika tidak bisa lepas dari keterlibatan mereka dengan Zionis,” kata Pezeshkian dalam pernyataan yang disiarkan di televisi pemerintah Iran.

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU