> >

Wabah Kolera Sudan Tewaskan Lebih dari 430 Orang di Tengah Perang Sipil yang Terus Berkecamuk

Kompas dunia | 26 September 2024, 05:35 WIB
Tentara Sudan dari unit Rapid Support Forces yang dipimpin Jenderal Mohammed Hamdan Dagalo, deputi kepala dewan militer, berada di Provinsi Nil Timur, Sudan, 22 Juni 2019. (Sumber: AP Photo/Hussein Malla)

Baca Juga: Wabah Kolera Menyapu Sudan di Tengah Perang Saudara, 22 Meninggal dan Ratusan Terinfeksi

Kondisi Ideal Penyebaran Kolera

Kolera, yang dikenal sebagai penyakit menular cepat, telah menyebar luas di Sudan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kolera dapat menyebabkan diare akut, dehidrasi, hingga kematian.

Meskipun penyakit ini relatif mudah disembuhkan, pengobatan harus diberikan secepat mungkin.

Menteri Kesehatan Sudan, Haitham Mohammed Ibrahim, secara resmi mengumumkan wabah kolera pada pertengahan Agustus lalu.

Situasi ini diperburuk oleh hujan deras dan banjir yang melanda, serta kondisi padat di kamp-kamp pengungsian.

Koordinator darurat MSF di Sudan, Esperanza Santos, menyebut kondisi ini sebagai "badai sempurna" yang memicu penyebaran kolera secara cepat.

Sejumlah wilayah terdampak telah mengambil langkah-langkah pencegahan, seperti menutup sekolah, pasar, dan toko guna menekan angka penyebaran. Namun, upaya ini belum cukup untuk mengatasi skala permasalahan.

Wanita hamil dan anak-anak merupakan kelompok yang paling terdampak oleh runtuhnya sistem kesehatan Sudan.

Laporan terbaru MSF mencatat adanya 114 kematian ibu di wilayah Darfur Selatan antara Januari hingga Agustus.

Selain itu, ribuan anak-anak dilaporkan menghadapi kelaparan parah akibat kurangnya pasokan pangan.

Baca Juga: Sudan Tuduh UEA Pasok Senjata ke RSF, Begini Respons Abu Dhabi

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Iman-Firdaus

Sumber : BBC


TERBARU