Korban Serangan Udara Israel di Beirut Jadi 31 Warga Sipil, Hizbullah Bersumpah Membalas
Kompas dunia | 21 September 2024, 21:55 WIBBaca Juga: Komandan Militer Hizbullah Kembali Terbunuh oleh Israel, Perang Penuh Sudah di Depan Mata
Respons Hizbullah terhadap Serangan Israel
Serangan mematikan pada hari Jumat ini terjadi beberapa jam setelah Hizbullah meluncurkan salah satu serangan roket terberatnya terhadap Israel utara dalam setahun terakhir, menargetkan pangkalan militer Israel.
Sistem pertahanan udara Israel, Iron Dome, berhasil mencegat sebagian besar roket Katyusha yang diluncurkan.
Hizbullah menyebutkan serangan roket tersebut merupakan balasan atas serangan Israel di Lebanon selatan sebelumnya.
Namun, serangan itu terjadi hanya beberapa hari setelah ledakan besar yang menghancurkan pager atau penyeranta dan alat komunikasi Hizbullah, yang menewaskan sedikitnya 37 orang, termasuk dua anak-anak, serta melukai 2.900 orang lainnya.
Insiden ini diduga kuat melibatkan Israel, meskipun Israel belum mengakui keterlibatannya.
Menurut Menteri Kesehatan Lebanon, rumah sakit di seluruh negeri kini dipenuhi oleh korban luka akibat eskalasi konflik ini.
Baca Juga: Israel Diduga Ledakkan Ribuan Alat Komunikasi di Lebanon, PBB: Langgar Hukum Internasional
Israel Gencarkan Serangan ke Lebanon
Pada Sabtu, Israel kembali melancarkan gelombang serangan udara yang hebat ke Lebanon selatan.
Militer Israel mengeklaim target mereka adalah pos-pos Hizbullah, meskipun tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Hizbullah merespons dengan meluncurkan sejumlah besar roket ke wilayah Israel utara.
Pemerintah Israel baru-baru ini menyatakan bahwa menghentikan serangan Hizbullah di wilayah utara Israel menjadi tujuan utama, guna memungkinkan warga kembali ke rumah mereka.
Israel bahkan tengah mempertimbangkan operasi militer skala besar di Lebanon yang berpotensi memicu konflik yang lebih luas.
Pertukaran serangan ini telah memaksa puluhan ribu warga untuk mengungsi dari rumah mereka, baik di Lebanon selatan maupun Israel utara.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press