> >

Pria yang Berupaya Bunuh Trump Pernah Serukan Iran untuk Habisi Sang Mantan Presiden AS Itu

Kompas dunia | 17 September 2024, 09:49 WIB
Ryan Wesley Routh berpartisipasi dalam rapat umum di pusat kota Kyiv, Ukraina, Sabtu, 30 April 2022. (Sumber: AP Photo/Efrem Lukatsky)

Namun, menurut pihak militer Ukraina, Routh tidak pernah secara resmi bergabung dengan tentara mereka dan hanya menawarkan ide-ide yang dianggap "delusional" oleh komando pasukan asing di Ukraina.

Tidak hanya pandangan politiknya yang menarik perhatian, Routh juga memiliki catatan kriminal yang panjang. 

Pada 2002, ia dihukum karena memiliki bahan peledak dan senjata otomatis setelah berusaha melarikan diri dari pengejaran polisi. 

Sejak itu, ia beberapa kali terlibat dalam kasus kriminal lainnya, termasuk kepemilikan barang curian dan pelanggaran lalu lintas. 

Meski memiliki sejumlah hukuman berat, Routh beberapa kali berhasil lolos dari hukuman penjara dengan hanya menjalani masa percobaan..

Selain menyerukan kematian Trump, Routh juga dikenal sebagai pendukung berbagai tokoh politik dari spektrum yang berbeda. 

Dalam beberapa tahun terakhir, ia sempat menyatakan dukungannya terhadap Bernie Sanders, Tulsi Gabbard, Nikki Haley, hingga Joe Biden dan Kamala Harris. 

Ia juga tercatat telah memberikan donasi kecil untuk kandidat dari Partai Demokrat melalui ActBlue sejak 2019.

Penangkapan Routh mengejutkan warga di sekitar tempat tinggalnya di Kaaawa, Hawaii. Seorang tetangganya, Christopher Tam, menggambarkan Routh sebagai sosok yang ramah dan sopan.

"Sangat mengejutkan. Jika dia benar-benar terlibat dalam rencana ini, itu sangat mengagetkan kami," kata Tam.

Baca Juga: Respons Presiden Joe Biden Terkait Upaya Penembakan Donald Trump

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Associated Press


TERBARU