> >

5 Fakta Penting Percobaan Pembunuhan Terbaru Donald Trump Saat Main Golf

Kompas dunia | 16 September 2024, 09:51 WIB
Tersangka pelaku penembakan terbaru terhadap capres AS Donald Trump, bernama Ryan Wesley Routh. (Sumber: Newsweek)

FORT LAUDERDALE, KOMPAS TV – Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, selamat setelah apa yang dikatakan oleh FBI sebagai "percobaan pembunuhan" yang terjadi saat calon presiden (capres) AS itu bermain golf.

Insiden ini terjadi hanya dua bulan setelah upaya pembunuhan sebelumnya di sebuah rapat umum di Pennsylvania.

Otoritas setempat menyatakan bahwa agen Secret Service (Dinas Rahasia AS) yang bertugas melindungi Trump melepaskan tembakan ke arah seorang pria yang menodongkan senapan jenis AK dengan teleskop. 

Saat penembakan, Trump sedang bermain di salah satu lapangan golf miliknya di West Palm Beach, Florida.

Berikut lima hal yang perlu diketahui mengenai insiden pada Minggu (15/9/2024) waktu setempat yang melibatkan Donald Trump sekaligus calon presiden dari Partai Republik tersebut.

Baca Juga: Trump Jadi Sasaran Upaya Pembunuhan di Lapangan Golfnya, Pelaku Pelanggar Hukum Kambuhan

Calon Presiden AS Donald Trump kembali jadi sasaran pembunuhan setelah pria dengan senjata AK-47 yang mengarahkan kepadanya terlihat oleh agen Secret Service di lapangan golnya di West Palm Becah, Florida, Minggu (15/9/2024) (Sumber: AP News)

Siapa Pelaku Penembakan Trump?

Pejabat penegak hukum mengidentifikasi pria bersenjata tersebut sebagai Ryan Wesley Routh. Nama pelaku diungkapkan oleh pejabat yang tidak mau disebutkan namanya kepada The Associated Press karena mereka tidak diizinkan untuk berbicara mengenai penyelidikan yang masih berlangsung.

Pelaku sempat menjatuhkan senjatanya dan melarikan diri menggunakan mobil SUV sebelum akhirnya ditangkap di sebuah wilayah tetangga, menurut pihak berwenang.

Menurut Sheriff William Snyder dari Martin County, pelaku Ryan Wesley Routh tampak tenang dan datar saat dihentikan oleh polisi dan tidak menunjukkan banyak emosi. Dia bahkan tidak mempertanyakan alasan dihentikan.

“Dia tidak pernah bertanya, ‘ini soal apa?’ Padahal jelas, ada polisi dengan senjata laras panjang, lampu biru berkedip, dan banyak hal terjadi di sekitarnya. Dia sama sekali tidak menanyakan apa pun,” ujar Snyder.

Catatan menunjukkan bahwa Routh, 58 tahun, sebagian besar hidup di Carolina Utara sebelum pindah ke Hawaii pada 2018. Pada tahun 2020, dia sempat membuat unggahan di media sosial yang mendukung kampanye pemilihan kembali Trump, namun dalam beberapa tahun terakhir, unggahannya menunjukkan dukungan untuk Joe Biden dan Kamala Harris.

Routh juga pernah berusaha merekrut tentara Afghanistan yang melarikan diri dari Taliban untuk berperang di Ukraina. Menurut wawancaranya dengan The New York Times tahun lalu, dia bahkan menghabiskan beberapa bulan di Ukraina.

Hingga kini, motif pelaku masih belum jelas. Polisi lokal menemukan dua ransel yang tergantung di pagar dan sebuah kamera GoPro milik pelaku.

Menurut catatan dari North Carolina Department of Adult Correction atau Departemen Pemasyarakatan Dewasa Carolina Utara, Routh pernah dihukum tahun 2002 atas kepemilikan senjata pemusnah massal. Namun, catatan tersebut tidak merinci kasusnya. 

Berdasarkan laporan media News & Record tahun 2002, seseorang dengan nama yang sama ditangkap setelah terlibat baku tembak selama tiga jam dengan polisi. 

Dalam insiden itu, Routh dihentikan saat razia lalu lintas, menodongkan senjata, dan kemudian bersembunyi di dalam sebuah tempat usaha. Ia kemudian didakwa dengan membawa senjata tersembunyi dan memiliki senjata pemusnah massal, yang menurut News & Record mengacu pada "senapan serbu otomatis bermagazin penuh."

Baca Juga: Donald Trump Menolak Debat Kedua Lawan Kamala Harris, Merasa Sudah Menang

Foto-foto yang memperlihatkan senapan AK-47, ransel, dan kamera Go-Pro di pagar luar Trump International Golf Club yang diambil setelah percobaan pembunuhan terhadap mantan Presiden Donald Trump, calon presiden dari Partai Republik, ditampilkan selama konferensi pers di Perpustakaan Utama Palm Beach County, Minggu, 15 September 2024, di West Palm Beach, Florida. (Sumber: AP Photo)

Bagaimana Penembakan ke Trump Bisa Terjadi Lagi?

Pihak berwenang menyatakan pelaku berada sekitar 400 hingga 500 yard (sekitar 365 hingga 457 meter) dari Trump, bersembunyi dan membidik di antara semak-semak saat mantan presiden itu sedang bermain golf di Trump International Golf Club, West Palm Beach.

Ric Bradshaw, Sheriff Palm Beach County, menjelaskan siapa pun yang bersembunyi di semak-semak sekitar lapangan "hampir tidak terlihat." karena rimbunnya vegetasi.

Ia menambahkan, jika Trump masih menjabat sebagai presiden, seluruh lapangan golf pasti akan dijaga ketat oleh penegak hukum, namun karena statusnya sekarang sebagai mantan presiden, "keamanan terbatas hanya pada area yang dianggap mungkin oleh Secret Service."

Detail keamanan Trump lebih ketat dibandingkan mantan presiden lainnya karena popularitasnya yang tinggi dan kampanyenya untuk kembali mencalonkan diri sebagai presiden. 

Bahkan, keamanan Trump sudah ditingkatkan beberapa hari sebelum percobaan pembunuhan pada Juli lalu di Pennsylvania, karena ancaman dari Iran, menurut pejabat AS.

Baca Juga: Dituduh Sewa Pembunuh Bayaran untuk Bunuh Trump, Pria Pakistan Didakwa di AS, Diduga Terkait Iran

Foto pencegatan mobil Ryan Wesley Routh, tersangka penembakan terbaru capres AS Donald Trump, di Palm Beach, Amerika Serikat. (Sumber: AP Photo / Martin County Police)

Apa yang Dikatakan Trump Setelah Insiden Penembakan?

Dalam sebuah email kepada para pendukungnya, Trump mengatakan: "Ada suara tembakan di sekitar saya, tapi sebelum rumor beredar, saya ingin kalian mendengar langsung dari saya: SAYA AMAN DAN SEHAT!"

Pasangannya dalam kampanye, JD Vance, dan Senator AS dari Carolina Selatan, Lindsey Graham, menyatakan mereka berbicara dengan Trump setelah insiden tersebut, dan keduanya mengatakan bahwa Trump dalam "suasana hati yang baik." Trump juga berbicara dengan beberapa pembawa acara dari Fox News.

Pembawa acara Fox News, Sean Hannity, yang merupakan teman dekat Trump, menyebutkan di acaranya bahwa dia berbicara dengan Trump dan rekannya saat bermain golf, Steve Witkoff, setelah insiden tersebut. 

Witkoff menceritakan bahwa mereka berada di hole kelima ketika terdengar suara “pop pop, pop pop.” Seketika, agen Secret Service langsung "menyergap" Trump dan "melindunginya" dari bahaya.

Sesaat kemudian, Witkoff mengatakan, sebuah "mobil cepat" dengan perlindungan baja dan pengamanan lain segera membawa Trump pergi dengan aman.

Menurut Hannity, setelah keadaan sudah tenang dan semua orang, termasuk Witkoff, dinyatakan selamat, Trump bercanda bahwa dia kecewa karena tidak bisa menyelesaikan lubang golf tersebut karena dia “sedang unggul dan memiliki kesempatan birdie.”

Baca Juga: Direktur Secret Service Mundur usai Penembakan Donald Trump

Gerbang masuk lapangan golf milik Trump di Palm Beach, lokasi upaya penembakan capres AS Donald Trump oleh Ryan Wesley Routh. (Sumber: AP Photo)

Tanggapan Presiden AS Joe Biden dan Wapres Kamala Harris usai Trump Alami Penembakan Lagi

Kamala Harris, lawan politik Trump dari Partai Demokrat dalam pemilihan presiden, menyatakan melalui platform X bahwa dia sudah mendapat informasi terkait laporan tembakan yang terjadi.

"Saya senang dia selamat. Kekerasan tidak punya tempat di Amerika." Kata Kamala.

Gedung Putih menyatakan bahwa Presiden Joe Biden dan Wapres Harris akan terus mendapatkan pembaruan tentang penyelidikan ini. Mereka juga menambahkan bahwa mereka "lega" mengetahui Trump dalam keadaan aman.

Apa Langkah Selanjutnya pasca Trump Alami Penembakan

Trump belum mengumumkan perubahan dalam jadwal kegiatannya dan dijadwalkan akan berbicara secara langsung di platform X Senin malam dari resor Mar-a-Lago, dalam rangka peluncuran platform kripto yang dimiliki oleh anak-anaknya.

Sementara itu, para pemimpin tim investigasi lintas partai dari Kongres yang menyelidiki percobaan pembunuhan pada 13 Juli lalu terhadap Trump, menyatakan mereka telah meminta briefing dari Secret Service.

"Kami bersyukur bahwa mantan Presiden tidak terluka, namun tetap sangat prihatin dengan kekerasan politik dan mengutuknya dalam segala bentuk," kata Mike Kelly, anggota Kongres dari Partai Republik, dan Jason Crow, dari Partai Demokrat, dalam sebuah pernyataan. Mereka menyebutkan bahwa tim investigasi akan terus memberikan pembaruan.

Anggota Kongres dari Florida, Jared Moskowitz, yang juga bagian dari tim tersebut, mengatakan dia "akan mencari jawaban mengenai apa yang terjadi hari ini dan sebelumnya."

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Associated Press


TERBARU