> >

Hamas Belum Putuskan Keikutsertaan dalam Perundingan 14 Agustus

Kompas dunia | 10 Agustus 2024, 10:42 WIB
Pemimpin baru Hamas, Yahya Sinwar. Kelompok perjuangan Palestina, Hamas, hingga kini belum membuat keputusan final terkait keikutsertaan mereka dalam perundingan yang direncanakan pada 14-15 Agustus 2024 nanti. (Sumber: Anadolu)

BEIRUT, KOMPAS TV – Kelompok perjuangan Palestina, Hamas, hingga kini belum membuat keputusan final terkait keikutsertaan mereka dalam perundingan yang direncanakan pada 14-15 Agustus 2024 nanti.

Juru bicara Hamas di Lebanon, Walid Kilani, menyampaikan kepada Sputnik pada Jumat (9/8/2024) bahwa pernyataan resmi akan dirilis dalam beberapa hari ke depan.

Sebelumnya, Presiden Mesir Abdel Fattah Sisi mengatakan pada Kamis (8/8/2024) bahwa Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat akan merilis pernyataan bersama yang mendesak Israel dan Hamas untuk melanjutkan perundingan gencatan senjata pada 14-15 Agustus mendatang.

Para pemimpin dari ketiga negara tersebut menyatakan kesiapan mereka untuk mengajukan usulan final demi mencapai kesepakatan gencatan senjata.

“Sejauh ini, Hamas belum mengumumkan posisi resmi terkait perundingan mendatang. Belum ada tanggapan resmi dari kami mengenai pernyataan bersama yang dirilis oleh ketiga negara kemarin,” ungkap Kilani.

Ia juga menambahkan bahwa sikap resmi Hamas terhadap pernyataan tersebut akan disampaikan hari ini atau besok.

Kilani menegaskan bahwa Hamas akan tetap mematuhi syarat-syarat utama yang sudah disampaikan sebelumnya kepada para mediator dalam perundingan dengan Israel.

Baca Juga: Janji Israel Bunuh Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Bakal Sulit Tercapai, Ini Sebabnya

PM Israel Netanyahu hari Rabu, 7/8/2024, membantah Gedung Putih, mengklaim pemerintahnya belum menerima jawaban dari kelompok perlawanan Palestina mengenai usulan gencatan senjata dan pertukaran tahanan, (Sumber: Anadolu )

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, menyatakan pada hari Jumat bahwa kesepakatan ini juga diharapkan dapat membuka jalan bagi deeskalasi regional.

“Kami mendukung sepenuhnya mediasi ini untuk mengakhiri siklus penderitaan yang tak tertahankan ini. Kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera harus diselesaikan tanpa penundaan,” kata Borrell dalam sebuah pernyataan di platform X.

Dukungan serupa juga disampaikan oleh Belanda dan Inggris. Menteri Luar Negeri Belanda, Caspar Veldkamp, dan Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, menyambut baik upaya mediasi tersebut. 

Lammy menekankan bahwa pemerintah Inggris telah memprioritaskan upaya untuk mengakhiri konflik dan memastikan pembebasan sandera dengan aman sejak hari pertama.

“Kami sependapat dengan mitra internasional kami: pertempuran harus dihentikan sekarang, dan semua sandera yang masih ditahan oleh Hamas harus segera dibebaskan. Selain itu, bantuan kemanusiaan harus dapat masuk ke Gaza tanpa hambatan,” kata Lammy.

Pada hari yang sama, Menteri Luar Negeri Lebanon, Abdallah Bou Habib, menyampaikan bahwa pemerintah Lebanon juga mendukung seruan untuk melanjutkan pembicaraan gencatan senjata di Gaza, yang rencananya akan digelar di Doha atau Kairo.

Sementara itu, Hamas dilaporkan menuntut pembebasan sejumlah tokoh senior Palestina, termasuk pemimpin gerakan Fatah, Marwan Barghouti, dan Sekretaris Jenderal Front Populer untuk Pembebasan Palestina, Ahmad Sa’adat, sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran dengan Israel, demikian laporan dari media Youm7 pada Jumat, yang mengutip sumber-sumber Palestina.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Sputnik / Antara


TERBARU