> >

Jenderal Cadangan: Israel Tidak Akan Bertahan bila Serang Duluan Iran dan Lebanon Tanpa Bantuan AS

Kompas dunia | 8 Agustus 2024, 14:26 WIB
Jenderal cadangan Israel, Yitzhak Brik, hari Rabu, 7 Agustus 2024 memperingatkan jika Israel melancarkan serangan awal terhadap Hezbollah dan Iran, itu hanya akan memicu perang regional yang bisa membuat Tel Aviv kesulitan tanpa dukungan dari Amerika Serikat. (Sumber: Haaretz)

YERUSALEM KOMPAS TV – Jenderal cadangan Israel, Yitzhak Brik, hari Rabu, 7 Agustus 2024 memperingatkan jika Israel melancarkan serangan awal terhadap Hezbollah dan Iran, itu hanya akan memicu perang regional yang bisa membuat Tel Aviv kesulitan tanpa dukungan dari Amerika Serikat.

Pernyataan ini disampaikan Brik hari Rabu, 7/8/2024, seperti dilaporkan Channel 12 Israel.

Kekhawatiran meningkat setelah Israel membunuh komandan Hezbollah, Fuad Shukr, di pinggiran Beirut pada 30 Juli, dan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran keesokan harinya. Meskipun Israel tidak mengakui perannya, banyak yang mengaitkan serangan ini dengan Tel Aviv.

Iran dan Hezbollah berjanji akan membalas dengan tegas. Sementara itu, berbagai upaya dilakukan untuk meredakan ketegangan melalui diplomasi regional.

Brik menyebutkan bahwa ada orang yang tidak memahami situasi sulit angkatan bersenjata Israel dan mengusulkan serangan awal terhadap Iran dan Hezbollah.

Ia memperingatkan bahwa serangan seperti itu akan langsung memicu perang regional.

Brik menjelaskan bahwa jika Israel melancarkan serangan awal, kota-kota, pembangkit listrik, platform gas, infrastruktur transportasi, dan basis militer Israel akan diserang setiap hari oleh ribuan rudal dan drone. Menurutnya, angkatan bersenjata Israel tidak akan mampu bertahan melawan serangan semacam itu.

Dia juga mengkritik pandangan yang menganggap serangan awal bisa memberikan keuntungan dalam perang regional yang tak terhindarkan.

Brik menegaskan serangan awal hanya akan memicu perang yang lebih luas dan Israel tidak memiliki strategi untuk menang tanpa bantuan AS.

Baca Juga: Kekejaman Israel terhadap Tahanan Palestina Terungkap: Hanya Tiga Sendok Nasi per Orang Setiap Hari

Tentara Israel berdiri di atas kendaraan lapis baja di area pementasan dekat perbatasan Israel-Gaza di Israel selatan, Senin, 3/6/2024. (Sumber: AP Photo)

Menurut Brik, ketergantungan Israel pada dukungan Amerika Serikat sangat penting untuk menghadapi konflik semacam itu. Tanpa bantuan AS, Israel tidak akan mampu bertahan atau memenangkan perang.

Sementara itu di hari yang sama, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengingatkan ketegangan yang meningkat di sepanjang perbatasan Lebanon bisa berkembang menjadi perang. 

Gallant menyatakan, “Seperti keadaan saat ini, (pemimpin Hezbollah) Nasrallah mungkin akan menyeret Lebanon ke dalam situasi yang sangat buruk. Mereka tidak bisa membayangkan apa yang mungkin terjadi,” saat menghadiri latihan yang mensimulasikan konflik di Lebanon.

Gallant menambahkan, “Ini bisa berubah menjadi perang. Ini bukan teori, ini nyata,” seperti dilaporkan oleh The Times of Israel.

Ketegangan regional semakin meningkat setelah pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran minggu lalu. 

Meskipun Hamas dan Iran menuduh Israel sebagai pelaku pembunuhan Haniyeh, Tel Aviv belum mengonfirmasi atau membantah tanggung jawabnya.

Hezbollah juga mengancam akan membalas Israel setelah pembunuhan komandan seniornya, Fouad Shukr, dalam serangan udara di pinggiran selatan Beirut pada 30 Juli.

Kekhawatiran tentang kemungkinan perang besar antara Israel dan Hezbollah semakin meningkat di tengah pertukaran tembakan lintas perbatasan yang sudah berlangsung selama berbulan-bulan.

Peningkatan ketegangan ini juga terjadi bersamaan dengan serangan Israel terhadap Jalur Gaza, yang telah menewaskan hampir 40.000 orang sejak Oktober setelah serangan oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Anadolu / Times of Israel


TERBARU