Pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, Pengamat: yang Punya Motif Hanya Israel dan AS
Kompas dunia | 1 Agustus 2024, 05:45 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Mohammad Riza Widyarsa, dosen hubungan internasional Universitas Paramadina, Jakarta, menilai yang memiliki motif untuk membunuh pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, adalah Israel dan Amerika Serikat (AS).
Haniyeh dibunuh dalam serangan udara di Teheran, Iran, pada Rabu (31/7/2024) dini hari waktu setempat. Iran dan Hamas menyebut Israel berada di balik pembunuhan Haniyeh.
Hingga berita ini ditulis, Israel belum mengeluarkan pernyataan terkait hal tersebut. Namun, Riza meyakini Israel yang membunuh pemimpin Hamas itu.
“Siapa lagi kalau bukan Israel? Kalaupun AS (Amerika Serikat) yang melakukan, tentu juga bekerja sama dengan Israel,” katanya kepada Kompas.tv, Rabu malam.
Baca Juga: PM Malaysia Kecam Pembunuhan Ismail Haniyeh: Saya Kehilangan Sahabat dan Pejuang Berani
“Karena yang punya motif untuk melakukan ini ya hanya Israel dan AS. Dalam situasi sekarang, yang paling punya kepentingan untuk menghancurkan Hamas, ya Israel,” ujarnya.
Ia mengatakan, meskipun negara-negara Arab lainnya seperti Yordania, Arab Saudi, Mesir, Bahrain, dan Uni Emirat Arab, tidak suka Hamas, tetapi membunuh Haniyeh adalah langkah yang terlalu jauh.
“Mereka tidak suka dengan Hamas, tapi untuk membunuh Haniyeh terlalu jauh itu. Karena Hamas oleh negara-negara Arab tersebut dianggap sebagai ancaman, namun tidak perlu sampai membunuh Haniyeh,” kata Riza.
Baca Juga: Kementerian Luar Negeri RI Kecam Pembunuhan Ismail Haniyeh: Merusak Negosiasi Damai
Haniyeh (62 tahun) berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan Presiden terpilih Iran, Masoud Pezeshkian, pada Selasa (30/7/2024), sebelum dibunuh.
Riza mengatakan Israel telah melakukan pembunuhan terhadap pejuang-pejuang Palestina sejak dekade 70-an.
“Sudah banyak petinggi PLO (Organisasi Pembebasan Palestina) yang tewas karena pembunuhan oleh Israel di dekade 70-an dan 80-an,” ungkapnya.
Ia pun menduga motif Israel membunuh Haniyeh adalah untuk memperingatkan Hamas bahwa organisasi perlawanan Palestina itu berada dalam jangkauannya.
“Motifnya tentu untuk menunjukkan kepada Hamas bahwa keamanan dan nyawa mereka dapat dijangkau oleh Israel.”
“Israel ingin menunjukkan bahwa Hamas bukan organisasi yang kebal dari jangkauan Israel, dengan kemampuan Israel membunuh Haniyeh menunjukkan hal itu. Jadi untuk memberikan peringatan kepada para pemimpin Hamas lainnya,” imbuhnya.
Baca Juga: Menlu AS Ngaku Tak Tahu-menahu apalagi Terlibat Pembunuhan Ismail Haniyeh
Dampak dari Pembunuhan Ismail Haniyeh
Riza mengatakan pembunuhan terhadap Ismail Haniyeh akan mengganggu proses negosiasi gencatan senjata di Gaza, yang telah hancur lebur akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023. Bahkan, menurutnya, Hamas berpotensi menarik diri dari meja perundingan.
“Dampak terhadap proses negosiasi gencatan senjata, akan terhambat. Hamas kemungkinan bisa mundur dari proses tersebut, karena proses masih berlangsung, namun pada saat bersamaan Haniyeh dibunuh. Tentu ini akan merusak proses negosiasi,” jelasnya.
Para anggota Hamas, menurutnya, akan menjadi lebih militan karena pembunuhan Haniyeh.
“Padahal Haniyeh adalah salah satu dari pemimpin Hamas yang bisa untuk diajak berunding, tentu ini akan menambah pelik situasi.”
Penulis : Edy A. Putra Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV