Warga Golan Usir Menteri Israel saat Makamkan Korban Serangan, Netanyahu Ancam Balas Hizbullah
Kompas dunia | 29 Juli 2024, 01:15 WIBYERUSALEM, KOMPAS.TV - Suasana duka di Majdal Shams, Kota Druze di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, berubah menjadi protes pada Sabtu (27/7/2024).
Para pelayat kaum Druze di Dataran Tinggi Golan memprotes kehadiran dan mengusir sejumlah menteri Israel di pemakaman 12 korban serangan roket, seperti laporan Anadolu, Minggu (28/7).
Serangan yang terjadi di sebuah lapangan sepak bola ini dituding oleh Israel dilakukan kelompok Hizbullah dari Lebanon, meskipun Hizbullah membantah tuduhan tersebut.
Dalam rekaman yang ditayangkan oleh media Israel, terlihat jelas kemarahan para pelayat terhadap kehadiran menteri-menteri Israel. Salah satu yang paling disorot adalah Menteri Keuangan sayap kanan, Bezalel Smotrich.
"Enyah kau dari sini, kriminal! Kami tidak mau kamu di Golan!" teriak seorang pelayat.
Menteri Perlindungan Lingkungan Idit Silman, Menteri Ekonomi Nir Barkat, dan Menteri Energi Eli Cohen juga mendapatkan tindakan serupa dari para pelayat yang marah.
Forum Otoritas Druze bahkan mengirim surat kepada pemerintah Israel, meminta agar menteri-menteri tersebut tidak hadir di pemakaman.
"Tolong jangan datang. Mengingat situasi yang sangat sensitif ini, kami meminta agar pembantaian ini tidak dijadikan ajang politik. Kami hanya ingin pemakaman yang tenang sesuai adat kami," tulis mereka.
Baca Juga: Disalahkan Israel Atas Serangan Roket di Golan yang Tewaskan 12 Anak-Anak, Hizbullah Bereaksi
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu merespons serangan ini dengan ancaman keras kepada Hizbullah.
"Hizbullah akan membayar harga yang sangat mahal atas serangan ini," tegas Netanyahu, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Netanyahu juga berbicara melalui telepon dengan Sheikh Mowafaq Tarif, pemimpin spiritual komunitas Druze di Israel, dan menyatakan bahwa Tel Aviv "tidak akan mengabaikan" serangan tersebut.
Setelah serangan ini, Netanyahu memutuskan untuk mempercepat kepulangannya dari Washington ke Tel Aviv.
Sebelumnya, ia berada di Washington untuk bertemu dengan Presiden Joe Biden dan calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, serta menyampaikan pidato di hadapan Kongres AS.
Kekhawatiran akan perang besar antara Israel dan Hizbullah semakin meningkat, mengingat serangkaian serangan lintas batas antara kedua pihak yang terus berlangsung.
Ketegangan ini semakin memburuk setelah serangan mematikan Israel di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 39.300 orang sejak Oktober, menyusul serangan oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Anadolu /Associated Press