> >

Studi The Lancet: Korban Tewas di Gaza Mungkin Lampaui 186.000 Jiwa, 8 Persen dari Total Populasi

Kompas dunia | 9 Juli 2024, 06:55 WIB
Seorang wanita membawa jenazah putrinya, Zena Nasser, yang terbunuh dalam serangan bom Israel di sebuah bangunan hunian di kamp pengungsi Maghazi, di luar kamar jenazah RS Al Aqsa Martir di Deir al Balah, Jalur Gaza bagian tengah, Selasa (25/6/2024). (Sumber: AP Photo/Abdel Kareem Hana)

GAZA, KOMPAS.TV - Sebuah studi yang dipublikasikan The Lancet, jurnal kedokteran prestisius di Inggris Raya, memperkirakan angka kematian di Jalur Gaza sejak Israel melancarkan serangan pada 7 Oktober 2023 lalu berkemungkinan melampaui 186.000 jiwa.

Perkiraan tersebut jauh melebihi data yang dipublikasikan Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, yakni 38.193 kematian per Senin (8/7/2024) pukul 14.55 waktu setempat atau 18.55 WIB.

Studi tersebut menekankan bahwa jumlah korban berkemungkinan jauh lebih banyak karena data yang terekam saat ini tidak mencakup korban yang tertibun reruntuhan.

Data Kementerian Kesehatan juga tidak mencakup kematian tidak langsung seperti akibat penghancuran fasilitas kesehatan, distribusi pangan, dan infrastruktur publik lain.

Baca Juga: Pejabat Senior Hamas Tewas Terbunuh akibat Serangan Udara Israel ke Sekolah di Gaza

Studi itu menyatakan konflik dapat berdampak jauh lebih luas di luar aksi kekerasan langsung.

Jumlah kematian di Gaza pun diperkirakan mencapai ratusan ribu karena terjadi kekurangan pangan, air bersih, pengungsian massal, serta pengurangan pendanaan lembaga PBB yang mengurusi pengungsi Palestina.

"Dalam konflik terkini, kematian tidak langsung itu antara tiga hingga 15 kali lebih banyak dibanding kematian langsung (akibat serangan)," demikian nukilan studi tersebut, seperti dilansir Al Jazeera, Senin.

Dalam studi itu, ditekankan bahwa perkiraan 186.000 kematian di Gaza adalah "perkiraan konservatif" dari hitungan empat kematian tidak langsung per satu kematian langsung.

Angka itu pun mencapai 8 persen dari total sekitar 2,3 juta penduduk Gaza sebelum serangan Israel diluncurkan pada 7 Oktober 2023 menyusul serangan Hamas ke Israel.

"Mendokumentasikan skala sebenarnya krusial untuk memastikan akuntabilitas historis dan mengakui harga sesungguhnya dari perang. Hal tersebut juga suatu kewajiban hukum."

Studi tersebut dimuat di seksi korespondensi jurnal The Lancet yang berarti artikel itu tidak melalui tinjauan sejawat (peer review).

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza selama ini menghitung jumlah korban berdasarkan laporan dari semua fasilitas kesehatan di Gaza.

Berbagai pihak pun mengakui bahwa jumlah korban berkemungkinan lebih besar karena tidak semua korban serangan Israel bisa dibawa ke rumah sakit.

Baca Juga: Internal Israel Tuduh Netanyahu Sabotase Perundingan Gencatan Senjata demi Tetap Berkuasa

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV, Al Jazeera


TERBARU