> >

Mengejutkan, Koalisi Sayap Kiri Prancis Kalahkan Sayap Kanan yang Sempat Jemawa di Pemilu 2024

Kompas dunia | 8 Juli 2024, 09:38 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron. (Sumber: Anadolu)

Bagi Macron, ia harus membentuk aliansi untuk menjalankan pemerintahan.

Sementara Partai Nasional (RN) sayap kanan Prancis yang dipimpin Marine Le Pen, berada di tempat ketiga dengan mendapat 143 kursi.

Hal itu berarti tiga blok utama tersebut kurang 289 kursi yang diperlukan untuk mengontrol 577 kursi di Majelis Nasional.

“Negara kami mengalami situasi politik yang tak diduga, dan bersiap menyambut dunia dalam beberapa pekan,” kata Perdana Menteri Gabriel Attal, yang bersiap mengundurkan diri.

Menjelang dimulainya Olimpiade, Attal mengatakan telah siap untuk tetap di jabatannya selama tuntutan tugas.

Sementara itu, Macron mempunyai sisa masa jabatan presiden Prancis selama tiga tahun.

Attal pun semakin memperjelas ketidaksetujuannya terhadap keputusan mengejutkan Macron yang mengadakan pemilu.

Baca Juga: Serukan Korea Selatan Harus Terima Diinvasi Korea Utara, Akitivis Ini Terancam Didakwa

“Saya tak memilih pembubaran ini,” katanya merujuk pada Majelis Nasional yang akan segera berakhir.

Pada Majelis Nasional tersebut aliansi sentrai Macron dulunya merupakan kelompok terbesar, meski tanpa mayoritas absolut.

Namun, partai ini mampu memerintah selama dua tahun, menarik anggota parlemen dari kubu lain untuk melawan upaya menjatuhkan partai tersebut.

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Associated Press


TERBARU