> >

Rusia Disebut Gunakan Bom Layang, Ukraina Desak Barat Longgarkan Batasan Pemakaian Senjata

Kompas dunia | 1 Juli 2024, 13:58 WIB
Seorang polisi Ukraina mengumpulkan barang bukti usai serangan Rusia mengenai kantor perusahaan pos Nova Poshta di Kharkiv, Minggu (30/6/2024). (Sumber: Andrii Marienko/Associated Press)

KIEV, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mendesak negara-negara Barat untuk melonggarkan lebih jauh pembatasan penggunaan senjata mereka di negaranya.

Permintaan ini disampaikan Zelenskyy seiring terdesaknya Ukraina oleh bom layang yang dilaporkan digunakan Rusia di garis depan.

Pasukan Rusia dilaporkan menggunakan bom-bom layang di front Donetsk dan menimbulkan kerusakan besar di kota-kota Ukraina.

Zelenskyy mengeklaim Rusia telah menjatuhkan lebih dari 800 bom layang di Ukraina selama pekan lalu.

Baca Juga: Rusia Tingkatkan Serangan di Ukraina, Barat Siapkan Respons Strategis

"Kebijakan jelas dibutuhkan untuk melindungi masyarakat kami. Serangan jarak jauh dan pertahanan udara modern adalah fondasi untuk menghentikan teror sehari-hari Rusia," kata Zelenskyy, Minggu (30/6/2024), dikutip Associated Press.

Bom layang adalah senjata era Soviet yang dipasangi sistem pemandu presisi. Berat bom ini melebihi satu ton dan diluncurkan dari pesawat yang terbang di luar jangkauan sistem pertahanan udara Ukraina.

Zelenskyy pun meminta sekutu-sekutu Ukraina melonggarkan pembatasan agar pasukan Kiev bisa menyerang target-target militer di wilayah Rusia.

"Ukraina butuh alat-alat yang dibutuhkan untuk menghancurkan bom-bom ini, termasuk pesawat tempur Rusia di mana pun berada. Langkah ini sangat penting," katanya.

Pasukan Rusia dilaporkan telah memfokuskan serangan ke Chasiv Yar, di bagian utara Ukraina beberapa pekan belakangan.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Associated Press


TERBARU