> >

G7 Tak Bahas Usulan Damai Putin untuk Ukraina, Kanselir Jerman: Itu Tidak Serius

Kompas dunia | 15 Juni 2024, 19:45 WIB
Scholz saat hadir di acara 25 tahun Bank Sentral Eropa. Polisi Jerman merasa malu setelah seorang warga biasa berhasil menyusup ke dalam konvoi rombongan VIP Kanselir Olaf Scholz hingga tangga pesawat, kemudian memeluknya hangat saat ia bersiap naik pesawat di Bandara Frankfurt hari Rabu (24/5/2023) (Sumber: AP Photo)

BERLIN, KOMPAS.TV - Para pemimpin negara-negara G7 tidak membahas usulan perdamaian dari Presiden Rusia Vladimir Putin terkait konflik di Ukraina.

Kanselir Jerman Olaf Scholz menegaskan hal ini sebelum berangkat ke Swiss untuk menghadiri konferensi mengenai Ukraina yang akan dibuka pada Sabtu (15/6/2024).

Scholz menjelaskan, usulan Putin yang mencakup soal Ukraina meninggalkan empat provinsi yang diklaim Rusia, menghentikan pertempuran, dan membatalkan ambisi untuk bergabung dengan NATO, tidak dianggap serius oleh para pemimpin G7. 

Menurutnya, usulan tersebut hanya bertujuan untuk mengalihkan perhatian dari konferensi perdamaian di Swiss.

"Semua orang tahu bahwa usulan ini tidak serius dan hanya terkait dengan konferensi perdamaian di Swiss," ujar Scholz dalam wawancara dengan ZDF TV dikutip dari The Guardian.

Konferensi yang akan berlangsung di Swiss ini dihadiri oleh para pemimpin dunia, termasuk Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris yang mewakili Presiden Joe Biden.

Seorang pejabat AS mengatakan, Harris akan menekankan bahwa hasil dari perang ini berpengaruh pada seluruh dunia, serta menegaskan pentingnya penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina. 

Harris juga dijadwalkan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy selama konferensi berlangsung. 

Sementara itu, Presiden Biden telah kembali ke AS setelah menghadiri pertemuan G7 di Italia untuk menghadiri acara penggalangan dana kampanye pemilihan ulang di Los Angeles.

Baca Juga: Zelenskyy: Tawaran Gencatan Senjata Putin Tidak Bisa Dipercaya, Tuntutannya Absurd

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Tito-Dirhantoro

Sumber : The Guardian


TERBARU