Hamas Bantah Yahya Sinwar Sebut Kematian Warga Gaza Pengorbanan yang Diperlukan: Itu Hoaks
Kompas dunia | 14 Juni 2024, 11:20 WIBGAZA, KOMPAS.TV - Hamas menegaskan laporan Yahya Sinwar yang menyebut kematian warga Gaza sebagai pengorbanan yang diperlukan merupakan berita tidak benar atau hoaks.
Sebelumnya, muncul laporan bahwa Sinwar yang merupakan pemimpin Hamas di Gaza telah menyampaikan bahwa kematian warga Palestina di Gaza adalah pengorbanan yang diperlukan.
Pada laporan tersebut, Sinwar disebut mengatakan hal itu diperlukan untuk memimpin kemerdekaan Palestina.
Baca Juga: Jeff Bezos Kembali Jadi Orang Terkaya di Dunia, Kekayaan Bersih Rp 3.418,7 Triliun
Dikutip dari The Times of Israel, laporan tersebut dipublikasikan The Wall Street Journal, Senin (10/6/2024).
Tuduhan itu semakin meningkatkan tuduhan bahwa Hamas sengaja membahayakan rakyatnya selama delapan bulan terakhir akibat perang yang menghancurkan di Gaza.
Namun, laporan tersebut langsung dibantah oleh anggota Biro Politik sekaligus Juru Bicara Hamas Osama Hamdan.
Berbicara dengan CNN Internasional, Hamdan mengungkapkan, bahwa laporan tersebut merupakan hoaks.
“Itu adalah pesan palsu yang dilakukan oleh seseorang yang bukan rakyat Palestina, dan dikirim ke Wall Street Journal sebagai bagian dari tekanan terhadap Hamas dan memprovokasi orang-orang untuk melawan kepemimpinan,” kata Hamdan.
“Tak akan ada yang menerima pembunuhan terhadap rakyat Palestina, terhadap rakyatnya sendiri."
Saat ini, korban tewas akibat serangan Israel ke Gaza telah dilaporkan mencapai lebih dari 36.000 orang.
Baca Juga: Israel Sunat Hasil Pajak Palestina, Katanya untuk Keluarga Korban Serangan Hamas
Adapun Sinwar tak terlihat di depan publik sejak Israel menyerang Gaza, yang disebut sebagai tindak pembalasan atas serangan Hamas ke utara Israel pada 7 Oktober.
Oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris dan sejumlah negara sekutu Israel, Sinwar telah dilabeli sebagai teroris.
Israel sendiri berulang kali menuduh Hamas menggunakan warga sipil di Gaza sebagai tameng manusia, meski tak ada bukti yang menunjukkan hal itu.
Penulis : Haryo Jati Editor : Tito-Dirhantoro
Sumber : The Times of Israel/CNN Internasional