> >

AS Desak Dewan Keamanan PBB Dukung Rencana Gencatan Senjata di Gaza dari Presiden Biden

Kompas dunia | 5 Juni 2024, 07:22 WIB
Pertemuan Dewan Keamanan tentang perang di Gaza di markas besar PBB, Rabu, 29/5/2024. Amerika Serikat mendesak Dewan Keamanan PBB hari Senin, 3/6/2024, untuk mendukung rencana gencatan senjata tiga tahap di Gaza dari Presiden AS Joe Biden. (Sumber: AP Photo)

NEW YORK, KOMPAS.TV - Amerika Serikat mendesak Dewan Keamanan PBB hari Senin, 3/6/2024, untuk mendukung rencana gencatan senjata tiga tahap di Gaza dari Presiden AS Joe Biden. Rencana ini bertujuan mengakhiri perang delapan bulan di Gaza, membebaskan semua sandera, dan mengirim bantuan dalam jumlah besar ke wilayah yang hancur.

Duta Besar AS di PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan Amerika Serikat mengedarkan rancangan resolusi kepada 14 anggota dewan lainnya. Konflik ini dimulai dengan serangan mendadak Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober yang diklaim Isrel telah menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian di antaranya militer Israel dan warga sipil Israel yang mati dibunuh tentara mereka sendiri.

“Banyak pemimpin dan pemerintah, termasuk di kawasan ini, mendukung rencana ini. Kami mengajak Dewan Keamanan untuk bergabung dengan mereka dan menyerukan pelaksanaan kesepakatan ini tanpa penundaan,” kata Thomas-Greenfield dalam pernyataannya.

Rancangan resolusi ini, yang diperoleh The Associated Press, menyambut baik kesepakatan 31 Mei yang diumumkan oleh Biden dan meminta Hamas “untuk menerima sepenuhnya dan melaksanakan ketentuannya tanpa penundaan dan tanpa syarat.” Hamas menyatakan bahwa mereka melihat proposal ini “dengan positif.”

Resolusi ini tidak menyebutkan penerimaan dari pihak Israel atas kesepakatan itu. Ketika Biden mengumumkan kesepakatan tersebut, ia menyebutnya sebagai tawaran dari Israel yang mencakup "gencatan senjata yang berkelanjutan" dan penarikan Israel dari Gaza jika Hamas membebaskan semua sandera yang mereka tahan.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada mitra pemerintahnya bahwa proposal dari Biden akan memenuhi tujuan Israel untuk menghancurkan Hamas. Kaum ultranasionalis mengancam akan menjatuhkan pemerintahannya jika Netanyahu menyetujui kesepakatan yang tidak mengeliminasi Hamas.

Netanyahu mengatakan kepada Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan parlemen pada hari Senin bahwa Biden memberikan garis besar kesepakatan tetapi tidak semua detail, dan ia mengatakan ada “kesenjangan.”

Biden mengatakan bahwa fase pertama dari kesepakatan ini akan berlangsung selama enam minggu dan mencakup "gencatan senjata penuh," penarikan pasukan Israel dari semua area berpenduduk di Gaza, serta pembebasan beberapa sandera, termasuk perempuan, orang tua, dan yang terluka, sebagai imbalan atas pembebasan ratusan tahanan Palestina.

Sandera Amerika Serikat akan dibebaskan pada tahap ini, dan jenazah sandera yang tewas akan dikembalikan kepada keluarga mereka. Akan ada lonjakan bantuan kemanusiaan, dengan 600 truk per hari memasuki Gaza.

Baca Juga: Mediator Qatar Desak Posisi yang Jelas dari Israel dan Hamas untuk Gencatan Senjata di Gaza

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada 6 Mei 2024. Netanyahu hari Senin, 3 Juni 2024, menyatakan belum siap untuk menghentikan perang di Jalur Gaza dan mengklaim pernyataan Biden tentang usulan gencatan senjata tidak akurat. (Sumber: AP Photo)

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associated Press


TERBARU