Ancaman Presiden Filipina, Klaim Perang di Laut China Selatan Bakal Dimulai jika Hal Ini Terjadi
Kompas dunia | 1 Juni 2024, 10:05 WIBSINGAPURA, KOMPAS.TV - Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr mengeluarkan ancaman yang mengklaim bakal terjadinya perang di Laut China Selatan.
Presiden yang akrab disapa Bongbong Marcos itu memperingatkan pada Jumat (31/5/2024), bahwa jika ada warga Filipina yang tewas di Laut China Selatan oleh kekuatan asing maka itu menjadi lonceng perang.
Pernyataan Bongbong itu diungkapkan di tengah bentrokan yang kerap terjadi dengan kapal China di Laut China Selatan.
Baca Juga: Biden Minta Hamas Menerima Proposal Perdamaian Israel: Waktunya Menghentikan Perang
Bongbong mengungkapkan peringatan tersebut dalam pidatonya di Dialog Shangri-La di Singapura, pertemuan regional pemimpin keamanan global, termasuk Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin.
Juga hadir dalam pertemuan terseut Menteri Pertahanan China, Laksamana Dong Jun.
Hal itu diungkapkan Bongbong ketika ditanya apakah garis batas telah dilanggar jika Kapal Penjaga Pantai China, yang kerap menembakkan meriam air ke kapal Filipina beberapa bulan terakhir, berakhir dengan membunuh pelaut Filipina.
“Jika warga Filipina terbunuh karena tindakan yang disengaja, menurut saya itu sangat mendekati apa yang kami definisikan sebagai tindakan perang, dan oleh karena itu kami akan meresponsnya dengan tepat,” ujar Bongbong dikutip dari CNN Internasional.
“Dan mitra kerja sama kami sayap percaya juga memiliki standar yang sama,” ujarnya.
China terus meningkatkan mendorong klaim teritorialnya di Laut China Selatan.
Baca Juga: Rusia Ungkap AS dan Barat Sudah Kirim Hampir Rp 4.200 Triliun ke Ukraina Sejak Awal Konflik
Kapal Penjaga Pantai China, yang diperkuat kapal milisi maritim, juga telah terlibat dalam sejumlah bentrokan sengit selama setahun terakhir yang mengakibatkan kapal-kapal Filipina rusak, dan pelaut Filipina terluka karena meriam air.
Konfrontasi tersebut membuat hubungan Beijing-Manila pun semakin memburuk.
Hal itu membuat Bongbong Marcos mencari hubungan yang lebih erat dengan Amerika Serikat, yang juga mempunyai perjanjian pertahanan bersama.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : CNN Internasional