Fakta-Fakta Kaledonia Baru: Bekas Koloni Hukuman Prancis di Pasifik, Banyak Keturunan Jawa di Sana
Kompas dunia | 21 Mei 2024, 06:00 WIBSetelah Perang Dunia Kedua, gerakan kemerdekaan mulai berkembang di Kaledonia Baru. Gerakan kemerdekaan Kanak dan otoritas Prancis pun kerap bentrok antara 1976-1988.
Serangkaian bentrokan ini diakhiri dengan Perjanjian Noumea yang berisi transfer gradual pemerintahan dari Prancis kepada pemerintah setempat. Perjanjian Noumea juga mewajibkan referendum di Kaledonia Baru setidaknya hingga akhir 2018.
Kaledonia Baru pun telah mengalami tiga kali referendum yang menghasilkan suara mayoritas tetap memilih bersama Prancis. Namun, referendum terkini pada 2021 diboikot kelompok pro-kemerdekaan atas alasan dampak pandemi Covid-19.
Orang Jawa di Kaledonia Baru
Menurut sensus Kaledonia Baru 2019 via Kementerian Luar Negeri RI, keturunan Indonesia di kepulauan tersebut mencapai 1,39 persen populasi (3.786). Kebanyakan adalah keturunan buruh Jawa yang didatangkan Prancis dari Hindia Belanda sejak 1896.
Awalnya, berdasarakan kesepakatan Prancis dan Belanda, sebanyak 170 pekerja Jawa dikirimkan ke Kaledonia Baru per 16 Februari 1896. Sejak itu, tercatat ada sekitar 19.510 pekerja Jawa yang didatangkan hingga 1949.
Diaspora Indonesia di Kaledonia Baru umum berkomunikasi dengan bahasa Jawa ngoko hingga generasi keempat. Seiring waktu, bahasa yang dituturkan orang Jawa di Kaledonia Baru mengalami akulturasi.
Peneliti Fakultas Ilmu Budaya UGM, Subiyantoro menyampaikan bahwa bahasa Jawa di Kaledonia Baru telah mengalami hibriditas (percampuran) dengan bahasa Prancis. Sehingga, bahasa Jawa yang digunakan di Kaledonia Baru disebut Bahasa Jawa Kaledonia Baru (BJKB).
“BJKB (terus) mengalami transformasi dan dewasa ini masih dipakai untuk komunikasi meski dalam lingkup terbatas. BJKB memiliki ciri khas yang membedakannya dengan bahasa Jawa standar: hibridisasi bahasa Jawa-Prancis,” kata Subiyantoro dalam webinar yang diselenggarakan FIB UGM pada Agustus 2021 silam.
Berdasarkan hasil penelitiannya terhadap BJKB, Subiyantoro mengungkapkan bahwa bahasa lisan orang Jawa di Kaledonia Baru sedikit berbeda dengan orang Jawa di Pulau Jawa.
Contohnya, ketika mengucapkan kalimat, "Ini adalah ikan yang dilindungi." Bahasa Jawa dari kalimat tersebut adalah “Iki iwak sing dilindungi”, tetapi, dalam BJKB, kalimat itu berubah menjadi “Iki posong sing diproteze."
Diaspora Indonesia di Kaledonia Baru dilaporkan mulai menuturkan bahasa Indonesia sejak 1970-an. Penyebaran bahasa ini mulai berlangsung sejak kedatangan 800 pekerja Indonesia dari perusahaan Prancis, CITRA yang mendapatkan tender konstruksi di Kaledonia Baru.
Pekerja dan diaspora Indonesia di Kaledonia Baru pun mendirikan Wisma Masyarakat Indonesia di Noumea pada 1974. Sejak 1951, Indonesia memiliki KJRI di Kaledonia Baru.
Baca Juga: Kerusuhan Berdarah di Kaledonia Baru karena Perubahan Konstitusi, Prancis Malah Salahkan Azerbaijan
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV, Berbagai Sumber