Dermaga Apung yang Dibuat AS Selesai, Truk-Truk Mulai Membawa Bantuan Masuk Gaza
Kompas dunia | 18 Mei 2024, 10:05 WIBWASHINGTON, KOMPAS TV - Truk-truk yang membawa bantuan sangat dibutuhkan untuk Jalur Gaza mulai melintasi dermaga baru yang dibangun oleh AS hari Jumat, 17/5/2024. Namun, tantangan besar masih ada untuk memastikan bantuan yang cukup bisa masuk ke Gaza yang dikepung ini.
Pengiriman ini yang pertama dalam operasi yang bisa mencapai hingga 150 truk per hari, sementara Israel terus memperketat pembatasan di penyeberangan perbatasan darat dan pertempuran sengit terus berlangsung.
Proyek dermaga terapung ini tidak bisa menggantikan pengiriman melalui darat yang lebih efektif. Sebelum perang, lebih dari 500 truk masuk ke Gaza setiap hari. Namun, risiko serangan militan, hambatan logistik, dan kekurangan bahan bakar akibat blokade Israel masih menjadi kendala besar.
Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang dan menculik 250 lainnya, serangan balasan Israel telah membunuh lebih dari 35.000 warga Palestina di Gaza, menurut pejabat kesehatan setempat.
Badan-badan bantuan melaporkan bahwa makanan dan bahan bakar semakin menipis di Gaza. USAID dan Program Pangan Dunia PBB, WFP, mengatakan kelaparan telah melanda bagian utara Gaza.
Tentara AS menyelesaikan pemasangan dermaga terapung pada Kamis, dan komando pusat militer AS mengatakan bantuan pertama memasuki Gaza pukul 9 pagi pada hari Jumat. Tidak ada tentara AS yang turun ke darat dalam operasi ini.
Pentagon mengatakan distribusi bantuan akan ditangani oleh PBB melalui Program Pangan Dunia WFP, yang akan mengatur kedatangan truk kosong, pendaftaran, transfer barang dari dermaga terapung ke truk, dan pengiriman ke gudang di seluruh Gaza.
Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, menyatakan, “Ini adalah hasil dari upaya internasional yang luar biasa. Rute maritim bukanlah satu-satunya solusi. Kita perlu melihat lebih banyak rute darat yang dibuka untuk memastikan bantuan yang lebih banyak bisa sampai kepada warga sipil yang sangat membutuhkan.”
Baca Juga: Kapal AS Bergegas Bangun Dermaga Apung di Gaza Untuk Salurkan Bantuan, Ongkosnya Rp5 Triliun
Seorang pejabat PBB mengatakan bahwa proses distribusi bantuan belum dimulai hingga Jumat siang. Proses pembongkaran dan pemuatan kargo masih berlangsung.
Juru bicara Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB, Jens Laerke, mengatakan meskipun operasi ini disambut baik, itu bukan pengganti pengiriman melalui darat, “Bantuan apa pun ke Gaza sangat diterima melalui jalur mana pun,” kata Laerke. “Tetapi bantuan harus bisa menjangkau tempat-tempat yang sangat membutuhkan.”
Pentagon menegaskan pengiriman bahan bakar selalu dibahas dalam percakapan dengan Israel. Mereka berencana memulai dengan perlahan melalui rute laut dan meningkatkan pengiriman truk seiring waktu.
Israel khawatir Hamas akan menggunakan bahan bakar dalam perang, tetapi mereka mengatakan tidak membatasi masuknya bantuan kemanusiaan. Israel mengklaim telah membuka beberapa penyeberangan untuk mengirimkan bantuan ke wilayah utara yang terkena dampak parah dalam beberapa minggu terakhir.
Presiden AS Joe Biden memerintahkan proyek dermaga ini dengan biaya $320 juta. Bantuan akan dikumpulkan di Siprus, diperiksa, lalu diangkut ke dermaga terapung di lepas pantai Gaza. Kotak-kotak bantuan kemudian dipindahkan ke truk yang akan mengangkutnya ke pantai dan mendistribusikannya.
Keamanan para pekerja bantuan tetap menjadi kekhawatiran, terutama setelah serangan Israel bulan lalu yang menewaskan tujuh pekerja bantuan dari World Central Kitchen.
Pejabat Pentagon mengatakan kondisi keamanan akan dipantau ketat dan rute maritim dapat dihentikan sementara jika diperlukan. Wakil Laksamana Angkatan Laut Brad Cooper mengatakan, “Kami yakin dengan kemampuan pengaturan keamanan ini untuk melindungi mereka yang terlibat.”
Proyek dermaga ini diharapkan dapat membantu mengatasi beberapa hambatan dalam penyaluran bantuan, tetapi tantangan besar masih ada untuk memastikan bantuan sampai kepada mereka yang paling membutuhkan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Associated Press